Tugas resume ke-16
Kuliah online ke 16 ini diawali
oleh Om jay yang membuka kegiatan dilanjutkan dengan meneruskan materi dari Bapak
Edi. Penulis jawara ini memberikan inforamasi dunia penerbitan, dimana dunia
penerbitan adalah dunia bisnis semata, yang tentunya diikuti dengan idealisme
di dalamnya. Dalam dunia bisnis, nomor satu yang dicari adalah keuntungan atau
dapat dikatakan berujung pada Duit atau UUD (ujung-ujung nya Duit) dalam hal
ini penjualan buku untuk bisnis penerbitan. Outlet utama bisnis penerbitan buku
adalah toko buku, yang menjadi soko guru dari bisnis ini, sehingga
ketergantungan ini sudah menjadi suatu ekosistem yang khas.
Bahasa penyambung yang
disampaikan Om Jay sangat lugas, sang blogger ini juga memaparkan bahwa pandemi
ini betul-betul meluluh lantakkan semua bisnis, walaupun tidak semuanya terdampak,
akan tetapi dunia penerbitan menjadi salah satu terdampak yang cukup signifikan.
Apalagi setelah PSBB diberlakukan di beberapa daerah, dengan otomatis Toko buku
andalan penerbit yaitu Gramedia, memarkirkan bisnisnya di sisi pit stop,
artinya terhenti sama sekali. Dari omzet normal dan terhenti di pit stop
menjadikan omzet terjun bebas hanya berkisar 80-90% penurunannya.
Bapak Edi kemudian meneruskan
materinya bahwa outlet yang tertutup, menjadikan beberapa penerbit ikut
terimbas, sehingga mereposisi bisnisnya kembali. Hal ini berdampak secara
langsung ke produksi buku, hingga ke sisi penulis buku yang telah memasukkan
naskah ke penerbit menanti bersemi di Toko Buku. Setelah 3 bulan parkir di
Pitstop, tampaknya secercah harapan muncul di tengah badai yang tidak menentu,
setelah beberpa daerah telah memetakan pandemi dengan baik, dan mencoba berani
untuk bergerak. Di bulan juni-juli, saat ini dapat dikatakan Gramedia sebagai
outlet toko buku telah mulai membuka gerainya hingga mencapi angka di 80% di
seluruh Indonesia, berakibat bergeraknya kembali semangat penerbit-penerbit
untuk memulai New Normal.
Rebound yang terjadi ini menuntut
penerbit untuk dengan cepat memutuskan apakah melaju kembali ataukah menunggu
terlebih dahulu keadaan menjadi lebih pasti. Melaju, tentunya butuh dana, sementara
roda cash flow hampir terhenti 2 bulan hingga 3 bulan, sehingga gambling
keadaan pun terjadi. Banyak penerbit yang telah kehabisan nafas, sehingga tetap
memutuskan untuk memarkirkan bisnisnya sambil menunggu keadaan. Sementara,
penerbit jika tidak mengambil kesempatan untuk mengisi pasar, tentunya akan
semakin terpuruk. Penerbit dapat memetakan buku-buku apa yang masih dapat
dikembangkan saat keadaan chaos seperti ini.
Om Jay memberikan tanggapan bahwa
pengalaman teamnya, identifikasi tema buku menjadi sangat penting saat keadaan
chaos seperti ini.Beruntung tema-tema yang upto date mengenai virus corona, sebelaumnya
telah ditebar ke penulis-penulis, sehingga dengan cepat mendapatkan bahan-bahan
buku-buku yang berkaitan dengan virus. Kesiapan penulis, dalam menuliskan
materi dalam sebuah buku menjadikan tantangan tersendiri, mengingat bahan-bahan
sumber rujukan masih belum tersedia dengan mudah.
Pemilik nama lengkap Edi.S.Mulyanta
melanjutkan materinya; bahwa kami mempunyai data base penulis yang cukup baik,
sehingga dengan cepat kita mengidentifikasi siapa penulis yang berkompeten di
bidang ini, Dan dengan cepat kita meramu materi, kemudian kita launch, dan
beruntung mendapatkan sambutan yang baik. Buku-buku pendidikan, juga kita tetap
pertahankan produksinya, karena kami yakin buku ini tidak lekang oleh keadaan
apapun, sehingga produksi buku kita konsentrasikan ke buku pendidikan yang
mempunyai pasar yang sangat stabil setiap tahunnya. Keputusan-keputusan
strategik diperlukan, mengingat ketidak pastian yang sangat besar untuk
memproduksi buku. Kami memarkirkan mesin-mesin kami hampir 50%, untuk
mengurangi beban biaya produksi, otomatis tenaga kerja yang menggerakkannya
kami kurangi jam kerjanya walaupun tidak begitu drastis.
Tanggapan Om jay menarik perhatian.
Blogger ini mengutarakan bahwa banyak hikmah yang didapat kali ini, di sisi
penulis, penulis harus selalu siap untuk mendapatkan peluang yang mungkin tidak
diperkirakan sebelumnya. Penguasaan materi, penguasaan penguraian materi,
eksekusi penulisan, hingga penawaran ke penerbitan diperlukan kelihaian
tertentu, Penulis yang siap menerima kesempatan ini, adalah penulis yang selalu
berlatih untuk selalu mengeluarkan bahasa lisan ke dalam bahasa tulisan yang
dapat dibaca oleh pembacanya. Tentunya dengan terstruktur baik, dan tidak ada
distorsi makna yang sampai ke pembacanya. Media WA yang dikelola Om Jay ini,
merupakan latihan yang luar biasa bagus sekali, untuk menyiapkan keahlian kita
dalam mengungkapan apa yang kita pikirkan, ke dalam tulisan yang dibaca,
diinterpretasi oleh pembaca tulisan kita. Semua perlu proses, latihan, dan
kemauan. Sehingga komunitas belajar menulis seperti ini, merupakan sarana
latihan dalam menangkap peluang yang mungkin tidak selalu ada. Menulis perlu
latihan, latihan perlu waktu perulangan secara rekursif (looping) berkali-kalai
sehingga bapak ibu akan semakin lihai dalam mengolah kata yang dirangkai dalam tulisan.
Bakat hanya 1%, sisanya adalah kerja keras, tekun dan berlatih menulis. Blog
adalah jalur yang sangat bagus untuk bapak ibu mulai menulis, karena di dalam
blog... tidak ada penolakan kejam seperti penerbit menolak tulisan yang bapak
ibu tawarkan. Penerbit akan selalau melihat sisi ekonomi dalam setiap tulisan
bapak ibu sekalian, sehingga kemurnian keputusannya di dasarkan oleh bisnis
semata.Sehingga terkadang tulisan bapak ibu yang luar biasa, tidak terlihat
oleh penerbit yang hanya melihat business process nya saja, bukan writing
processnya. Dengan sudut pandang ini, bapak ibu perlu sedikit berempati kepada
penerbit yang merupakan penjual komoditas tulisan ini. Empati yang harus
dilakukan adalah, mencoba melihat visi misi penerbitannya. Kebiasaan tema-tema
yang diterbitkan oleh penerbit. Intip juga buku-buku best sellernya yang
biasanya dipampang di toko buku di rak Best Seller
Selanjutnya Bapak Edi
mengemukakan sebuah rahasia ini, bahwa
tidak ada buku best seller by design. Atau dirancang, didesain untuk laku
keras. Buku yang laku keras adalah buku yang blessing. Kami pernah melakukan
perencanaan matang, untuk membuat buku yang best seller. Kami memilih tema yang
luar biasa bebobot, penulis yang cukup disegani karena menang penghargaan di
dunia internasional. Kami push pemasaran dengan luar biasa. Akan tetapi
hasilnya cukup mengecewakan.
Komentar Om Jay mengingatkan kita
pada film Laskar pelangi. Ia menguraikan bahwa Laskar pelangi, saat awal terbit,
penulis tidak menyangka akan meledak.
Di awal pemasarannya, sungguh mengecewakan, bisa meledak karena kekuatan word of mouth, alias dari mulut-kemulut, dari
komunitas satu ke komunitas lain. dan di trigger dengan sebuah peristiwa yang
tidak disangka-sangka yaitu Muktamar Muhammadiyah...dan terjadilah ledakan
viral. Menjadikan buku tersebut best seller.Tidak ada desain awal, tidak ada
perencanaan untuk menuju best seller. Dengan berbagai pengalaman ini, komunitas
senasib sepenanggungan adalah wahana yang baik dalam mengelola tulisan. Dapat
kami katakan pejuang literasi yang puritan seperti Oom Jay ini dapat memberikan
angin segar untuk tumbuhnya penulis-penulis baru. Yang tangguh dan tidak
cengeng dengan penolakan penerbit, akan tetapi tetap berkarya hingga
menghasilkan tulisan yang khas. Punya karakter sendiri dan tentunya di tunggu
kehadirannya oleh pembaca dan penerbit tentunya. Bapak ibu dapat mulai tulisan
dengan tema yang bapak/ibu sukai dan betul-betul bapak ibu kuasai. Tulis dengan
terstruktur, dan muat di blog pribadi dan sebarkan di lingkungan teman. ika
sudah Percaya Diri, buatlah proposal ke penerbit yang isinya garis besar
tulisan yang dapat ditawarkan ke penerbit.
Penerbit akan melihat Tema, Judul
Utama, Outline tulisan, pesaing buku dengan tema yang sama, positioning buku
(harga, usia pembaca, gender, pendidikan, dll). Jangan lupa berikan alasan
mengapa buku tersebut ditulis. Bapak ibu dapat sedikit "Ngecap"
supaya penerbit tertarik dengan tulisan ibu. Penerbit bukan maha tahu, bapak
ibu sekalian, penerbit di dasarkan pada data historis penjualan. Jadi penerbit
itu tidak selalu benar. Penerbit biasanya agak sedikit kurang berani dengan
penulis-penulis perintis dengan tema yang berlum terekam di datanya. Sehingga
proposal ini sangat perlu bapak ibu beri perhatian, untuk menyadarkan penerbit
akan tema yang bapak ibu angkat dalam tulisan ibu. Tulislah rencana penulisan
bapak ibu, dengan target market yang dituju, syukur-syukur bapak ibu tawarkan
rancangan pemasarannya. Pemasaran era new normal sangat berbeda dengan era
normal sebelumnya. ke depan buku-buku mungkin akan disalurkan ke media e-book,
untuk media printing offline mungkin akan semakin berkurang jumlahnya. Ke depan media-media selain buku akan semain
banyak menghiasi dunia pendidikan. Persiapkan hal ini dengan baik, karena hal
ini membutuhkan keahlian yang berbeda dengan sebelumnya.
Sebelum menutup materi Om Jay
melanjutkan dengan tanya jawab. Dengan dokumentasi yang terstruktur, pembaca
akan dapat mewarisi ilmu bapak ibu dan bahkan mengembangkannya di kemudian
hari. Ilmu bapak ibu akan menjadi Immortal tidak lekang oleh keadaan jaman, dan
selalu dikenang menjadikan legacy ke anak cucu kita. Dokumentasi bapak ibu
sekalian dalam bentuk buku akan kami kirimkan ke Perpustakaan Nasional bagian
deposit, yang dilindungi oleh undang-undang. Anak cucu kita di masa yang akan
datang, akan dapat menelusuri jejak langkan dokumentasi bapak ibu dalam bentuk
tulisan dan menuju keabadian.
Pertanyaan para peserta sangat menarik
sehingga sayang kalau tidak didokumentasikan. Pertanyaan-pertanyaannya sebagai
berikut:
1.Vajayasna
Apa maksudnya kalau sudah percaya diri membuat proposal?Dikirim ke mana?
Jawab:
Proposal isinya adalah: Judul
Buku, Outline Rencana Buku dalam bantuk bab dan sub bab, Sinopsis Buku, CV
Penulis. Sertakan pula sampel bab yang sudah ditulis minimal 1 bab, sehingga
memudahkan bagian editorial memerkirakan kemampuan editing mandiri penulisnya.
bisa mengirimkan via email ke
edis.mulyanta@gmail.com
2. Aning Sarwiyani
Berapa lama proses untuk
menerbitkan buku?
Bagaimana caranya untuk membuat
buku jika sudah memiliki file yang akan dibukukan, haruskah diedit dan dicaver
dahulu?
Jawab:
Proses Review 1 bulan, Proses
Editing 1 Bulan, Proses Pra Produksi layotu cover adalah 1 bulan, PRoses
produksi 1 bulan. Penulis menyerahkan dalam bentuk file Word, tidak perlu
membuat cover karena cover akan dibuat oleh team desain penerbit
3. Ai S Dewi dari SMPN 1 Cibogo
Subang
Berapa besar kemungkinan proposal
buku kita diacc penerbit? Kalau diacc apakah pembiayaan dibantu penerbit?
Jawab:
Perbulan kami menerima naskah
150-300 judul, kami biasanya memilih hanya 10-15 persen dari naskah masuk untuk
bisa terbit. Pembiayaan ada di penerbit, penulis tidak mengeluarkan biaya
apapun.
4.Nario
Apakah penerbit Andi menerima
permintaan untuk penerbitan modul pembelajaran? Kalau iya, persyaratan apa saja
?
Jawab;Kami menerima modul
pembelajaran, dengan syarat sesuai dengan kurikulum.
5. Sahat. S Naibaho
Bagaimana untuk royalti atau bagi
hasil untuk penulis?
Jawab; Royalty sebesar 10% dari
harga jual, yang akan dibayarkan setiap 6 bulan
6. Siti Nurbaya
Apakah buku memoar bisa di
terbitkan dipenerbit Andi?
Jawab:Untuk saat ini kami belum
bisa menerbitkan buku memoar
7.Nario KTW;
Kalau buku telah selesai cetak,
apakah penulis dapat buku sampel hsil cetakan ? (berapa)
Jawab: Penulis mendapatkan sampel
6 eksemplar
Untuk detil persyaratan (ukuran kertas,
jumlah halaman dll), Mohon bisa dibagi link nya kalau ada
Jawab: Penulis mendapatkan sampel
6 eksemplar
Kami menggunakan ukuran Unesco
16x23 cm, jumlah halaman 125-200 halaman
Ukuran minimal sejak tahun 2018
adalah A5, bapak ibu yang terbiasa menggunakan ukuran A4 silakan saja
memasukkan
8. Bu Sri
bagimana kita bisa tahu proposal
kita itu diterima , atau tidaknya apakah ada pemberitahuan?
jawab: Biasanya kami merespon
Proposal yang diterima saja, untuk yang tidak diterima biasanya tidak direspon
(3 bulan dead line). Ke depan dengan menggunakan apps. dialog bisa terjadi
sehingga memungkinkan untuk mengubah alur proposal sehingga bisa lanjut ke
proses penulisan.
9.NN;
Saya tertarik dan semangat
menulis asal setelah selesai naskah, sudah ada yang siap mencetak/ menerbitkan
,, juga tentunya ada teman yang membantu mepromosikan
Jawab; Betul bapak/ibu kami akan
membuka kanal e-book sehingga tingkat terbitnya akan semakin besar. Promo
dilakukan oleh pihak penerbit, penulis diminta membantu untuk mempromosikan.
Saat ini promosi dapat dilakukan dengan webinar-webinar yang dikomandani oleh
penerbit kami. Kami menyediakan aplikasi Zoom hingga 300 peserta, silakan
dipergunakan secara maksimal bagi penulis yang berkenan menggunakannya untuk
promosi.
10. sri
Adakah kiat biar proposal dan tulisan kita tidak tertolak
APPS Proposal baru akan dibuat?
jawab; Tingkat penolakan proposal
sangat tinggi, nyaris mendekati 85% hal ini berkaitan dengan penyelesaian
proposal terdahulu yang secara historis tidak berhasil menjadi buku. Hal ini
mendorong kami membuat apps proposal untk memantau perkembangan penulisannya.
Rata
rencana semoga bulan depan bisa
terwujud, sehingga pemantauan penulisan bisa terjadwal. Karena kami memberikan
waktu 3 semester untuk menyelesaikan bukunya. Setelah itu jika melewatu
deadline 3 semesteri, otomatis akan gugur proposalnya. Apps ini akan ada di
play store sehingga dapat diinstal di HP bapak ibu, reminder-reminder tahap2
penulisan buku akan diberikan di sini. kami berikan waktu 3 semester, karena
dari pengalaman kami. Dari proposal menjadi buku rata-rata berkisar satu
setengah tahun baru rampung, hal inilah yang mendorong kami membua apps ini
untuk memantau perkembangan penulisan buku. Ada buku dari proposal sampai jadi
buku 7 tahun baru jadi buku
Kalau buku sudah jadi malah lebih
senang, proposal ini memberikan kesempatan untuk berlatih mengikuti prosedur
penulisan yang benar, sehingga dengan mengikuti alur proposal, penulis dapat
dengan mudah nantinya dalam membuat sendiri alur bukunya. Apabila penulis sudah
jadi bukunya penerbit akan lebih mudah mereviu. Kalau buku sudah jadi tidak
usah pakai proposal silahkan dikirim lewat email akan lebih praktis, apabila
mengirm hard copy juga silakan asal tidak memberatkan penulis
11 Nario KTW
Kalau untuk modul pmbelajaran,
dengan ukuran kertas A4, apakah jumlah halamannya
kurang dari 125 hal (tidak seperti
syarat uuntuk buku) ?
jawab; Bisa silakan saja, kami
nanti biasanya akan melakukan setting perwajahan lagi
12 Andi Muhtadin
Ketika di kirim naskah buku yg
sudah jadi, apakah caver, daftar isi, prancis buku, kata pengtar juga harus
disertakan, sudah selesai dengan naskahnya?
Untuk judul kira2 adakah
perubahan atau tawaran dri pihak penerbit ?
Jawab; Kirimkan saja judul, kata
pengantar, prakata, daftar isi, isi buku, sinopsis, dan tentang penulis
Akhir sesi Pak Edi menutup dengan
memotivasi kita. Bapakramahini mendoakan semoga tulisan bapak ibu bisa tampil
di google play dan terjual secara daring di sana untuk langkah awal. Dunia
tulis menulis tidak akan mati, terus berkarya bagaimanapun keadaannya, karena
di luar sana masih banyak pembaca yang menginginkan relung keinginan tahuannya
dari tulisan bapak ibu. Kami akan mencoba menjembataninya semampu kami ditengah
perubahan jaman yang luar biasa.
wahhh.. lengkapnyaa.. mantul..
ReplyDeleteterimakasih
DeleteSemangat utk menghasilkan karya bun
ReplyDeleteamiin
Deleteterimakasih ya
DeleteSemangat,mantap,mengalir tulusannya.
ReplyDeletealhamduliah, teraaimaksih
DeleteKeren Bu Hj, tulisannya mantap
ReplyDeletealhamdulilah, terimaksih
DeleteSiip Bu
ReplyDeletelengkap sekali bu rita,,siiip
ReplyDeleteMantap bu.. Tetap semangat berkarya 😊
ReplyDeletealhamdulilah, terimaksih
Deleteinsyaaloh semanagt
Deleteterimaksih pada yang sudah mampir
ReplyDelete