Followers

Monday, April 26, 2021

Mental dan Naluri Penulis



 Hari ini tema yang akan saya sampaikan adalah Mental dan Naluri Penulis

1. Mental Seorang Penulis

Sungguh antara teknik menulis dan mental seorang penulis adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan.

 Di kelas pelatihan menulis ini, peserta tentu sudah dan akan mendapat berbagai materi yang berhubungan dengan teknik menulis.

Misal, bagaimana membuat outline tulisan, membuat judul, teknik menulis sekali duduk, dsb.

 barat jiwa dan raga. Teknik menulis dan mental penulis, keduanya harus ada agar penulis dan tulisannya bisa "hidup".

Teknik menulis yang Bu Dita  maksud mencakup kemampuan seseorang dalam menulis. Mulai dari pemilihan kosa kata, kemampuan membuat outline, pemahaman mengenai gagasan utama, berbagai jenis tulisan, serta pengetahuan lain yang bersifat teknis.

Sedangkan mental penulis merujuk pada kondisi psikologis atau batin si penulis itu sendiri.

Mental apa saja yang harus dimiliki penulis, saya tuangkan dalam bentuk mind map dan video materi yang bisa disimak pada link berikut :

https://dittawidyautami.blogspot.com/2021/01/menjadi-narasumber-di-wag-17-pelatihan.html?m=1


 Salah satu mental yang harus dimiliki adalah siap belajar. Di bagian mental penulis yang akan saya bahas kemudian, mungkin ada kata yang bikin baper. Oleh karena itu, siapkan mental Anda sejak sekarang.

Kali ini saya akan lebih menitikberatkan pada keseimbangan teknik dan mental penulis. Berdasarkan analisis saya, dilihat dari keseimbangan teknik dan mental penulis, maka ada 4 Tipe Penulis, yaitu :

1. Dying writer

2. Dead man

3. Sick people

4. Alive


Tipe pertama adalah Dying Writer atau penulis yang sekarat. Termasuk dalam kategori ini adalah mereka yang lemah secara teknik pun lemah mentalnya sebagai seorang penulis.


Seolah hidup segan mati tak mau. Misalnya ikut pelatihan menulis setengah hati (lemah mental) dan tidak berkarya membuat tulisan (yang bisa jadi karena lemah teknik, tidak tahu bagaimana harus menulis, mendapatkan ide, dsb)

 Tipe ini bukan berarti tak mampu membuat tulisan. Hanya saja, diperlukan upaya ekstra agar orang-orang ini "mau" hidup sehat kembali untuk menulis.

Ibaratnya menjadi penulis masih sekedar angan-angan tanpa aksi nyata.



Tipe kedua adalah Dead Man. Sesuai namanya, tulisan dari kategori ini "mati". Tidak diketahui keberadaannya. Terkubur di folder laptop. Terbungkus lembaran diary. Atau notes yang ada di hp. Belum terpublish.

Tekniknya ada (sudah mampu menulis), hanya mentalnya masih lemah (malu, takut dikritik dsb) sehingga tidak berani mempublish tulisan. Belum berani membuat buku atau artikel. Padahal ilmu tentang kepenulisannya sudah mumpuni.

Tipe ketiga adalah Sick People. Orang-orang dalam kelompok ini adalah yang masih lemah teknik menulisnya namun sudah cukup memiliki mental seorang penulis sehingga sudah berani mempublish tulisannya.

Mereka sudah siap jika ada yang mengkritik, mengomentari tulisan mereka dan sejatinya sadar masih terdapat kekurangan dalam tulisannya.

Misal typo, penggunaan kata yang sama berulang kali, paragraf yang terlalu panjang, dsb.

Obat bagi kategori ini tentu saja terus menulis. Tingkatkan jam terbang dalam menulis. Insya Allah dengan sendirinya akan sembuh.

Karena semakin banyak menulis, semakin banyak review, semakin banyak baca, sehingga bisa meminimalkan kesalahan dalam penulisan karya.


[17.20, 23/4/2021] Aam Pgri Menulis: Terakhir tentu saja kategori terbaik, yaitu Alive, yaitu penulis yang tulisannya hidup dan senantiasa berkarya seperti jantung yang terus berdetak saat pemiliknya bernyawa.


Orang-orang dalam kelompok ini sudah bisa dikatakan "ahli" menulis (kuat teknik) serta kuat mentalnya.


Cirinya mudah. Meski tingkatan ahli ada pemula, menengah dan sangat ahli, tapi secara umum kita bisa mengenali mereka.


Misal saat menulis sudah seperti kebutuhan primer seperti makan. Ibaratnya, jika tak makan akan lapar. Begitu pula mereka yang hidup dalam menulis. Akan lapar menulis bahkan jika sehari saja tak membuat tulisan.

 Ciri yang paling kentara dari kelompok ini tentu saja seperti juara lomba menulis, bukunya tembus di jurnal nasional, di media massa, dsb.

Kelompok Alive ini termasuk kategori pembelajar sejati. Selalu berproses. Mampu hadapi tantangan menulis (meski puasa tetep nulis, walau sibuk menyempatkan nulis, dsb)

 Omjay, Mr. Bams, Bu Kanjeng, Pak H. Thamrin, moderator hebat kita kali ini Bu Aam, bahkan Bapak dan Ibu yang selalu bisa membuat resume bisa dikatakan dalam kategori ini.

 Apakah kita bisa menjadi alive? TENTU BISA!


Bapak dan Ibu yang mengisi kuesioner pasti tau bahwa salah satu pertanyaan Bu Dita  adalah "Apa yang Anda takutkan ketika menulis/mempublish tulisan?"

 Ternyata dari 30 jawaban yang masuk, sebagian besar bisa dikategorikan menjadi 2 macam ketakutan, yaitu :

1. Takut terkait teknik penulisan (misal takut tidak sesuai kaidah penulisan, tidak sesuai aturan penerbit, alur dan pesan tulisan yang masih belum tampak, serta ketakutan lain yang sejenis)

2. Ketakutan yang berhubungan dengan (penilaian) dari orang lain. Misalnya takut dicemooh, diejek, tidak dibaca, dsb.

Sedangkan 3 orang lainnya menyatakan tidak memiliki ketakutan.

Nah inilah yang patut kita contoh.

Teknik menulis akan membaik jika kita sering berlatih menulis. Mental penulis akan terbentuk ketika kita terus melatih diri mempublikasikan tulisan kita untuk dibaca oleh orang lain.

Jika mau jadi penulis hebat, kita harus mau meningkatkan teknik dan mental menulis kita.

Nah, masuk ke bahasan kedua tentang Naluri Penulis, saya akan berangkat dari pengertian naluri menurut KBBI online.

Menulis: na·lu·ri n 1 dorongan hati atau nafsu yang dibawa sejak lahir; pembawaan alami yang tidak disadari mendorong untuk berbuat sesuatu; insting; 2 Psi perbuatan atau reaksi yang sangat majemuk dan tidak dipelajari yang dipakai untuk mempertahankan hidup, terdapat pada semua jenis makhluk hidup;

Penulis sejati berangkat dari keresahannya. Membuatnya berbuat melalui "tulisan". Ia mengubah dunia dengan tulisan. Mengubah orang-orang melalui goresan tintanya.

Orang yang memiliki naluri penulis, akan mengoptimalkan seluruh inderanya sehingga bisa menghasilkan karya berupa tulisan.

Ada banjir yang melanda, dilihat di depan mata banyak orang mengungsi dsb, kemudian tergerak membuat tulisan.

Itu adalah contoh sosok yang memiliki naluri penulis.

Ada lagu syahdu yang bisa menjadi renungan, ia tuangkan dalam bentuk tulisan.Ini pun contoh naluri penulis.

 Kenali diri Anda dan lingkungan Anda, lalu buatlah tulisan. Maka karya karya yang kita hasilkan akan mengasah naluri penulis dalam diri kita.

Bu Dita juga mengemukakan terkait hasil kuesioner yang mungkin bisa jadi bahan renungan untuk kita semua.

Buku solo Bu Dita  yang dicetak sudah ada 3

1. Lelaki di Ladang Tebu (kumpulan cerpen pendidikan)

2. Membongkar Rahasia Menulis (kumpulan artikel saat lomba blog PGRI)

3. Sepenggal Kisah Corona (tentang memoar kehidupan saya selama satu tahun pandemi - sedang proses cetak).

Sedangkan dalam platform menulis, ada novel berjudul Precious di Wattpad dan 2 short story "Mengapa Tak Kau Tanyakan Saja" (Wattpad) dan Djogja Backpacker (Storial)

Tapi jika ditanya yang paling berkesan, tentu buku solo pertama saya.Karena dalam buku ini, saya tuangkan kisah hidup beberapa murid saya yang diubah dalam bentuk cerpen.

Yang penting terus aktif menulis dan pupuk mental penulisnya

MENERBITKAN BUKU SEMAKIN MUDAH DI PENERBIT INDIE

 



pelatiahan menulis dengan Om Jay kali ini dengan narasumber Bapak Raimundus Brian Prasetyawan,S.Pd. Beliau sering disapa dengan pak Brian. Pak Brian guru SD di Jakarta, tinggal di Kota Bekasi.

Mengapa menerbitkan buku dikatakan semakin mudah? karena sekarang ini ada penerbit indie yang melayani penerbitan buku tanpa seleksi.
Dahulu ketika penerbit indie belum eksis seperti sekarang, kita hanya tahu bahwa penerbit buku yang ada itu hanya penerbit mayor seperti Gramedia, Grasindo, Elex media, Andi, dan lain-lain
Tahap seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor. Penulis harus berjuang hingga bisa diterima oleh suatu penerbit mayor. Ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat lama.
Kini ada penerbit indie yang bisa menjawab rintangan-rintangan tersebut.Naskah pasti diterbitkan Proses penerbitan mudah dan cepat .
Bagi penulis pemula  tentu penerbit indie menjadi solusi untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri. Itu yang saya rasakan sekarang.Memang  kalau di penerbit indie, kita perlu keluar biaya untuk mendapat fasilitas pra cetak penerbitan
 Pak Brian waktu dulu  hanya tahu satu tempat menerbitkan buku secara mandiri yaitu nulisbuku.com. Disitu memang gratis tapi tidak termasuk fasilitas desain cover dan ISBN. Jika mau dua hal itu harus bayar. Biayanya mungkin hampir sejuta. Ketika itu beliau masih kuliah. Tidak mungkin untuk mengeluarkan biaya sebesar itu. Semangat pak Brian naik-turun dan akhirnya vakum. File naskah tersimpan saja di dalam laptop
Namun akhirnya Pada Awal 2019 Pak Brian mulai bangkit lagi karena tidak sengaja menemukan hashtag di Instagram tentang penerbit Indie. Matanya terbuka bahwa menerbitkan buku sekarang lebih mudah dan banyak pilihan penerbit indie
Pak Brian mulai  semangat lagi menyelesaikan naskahnya. Naskah tutorial blognya dirombak untuk dibuat menjadi buku panduan blog khusus guru. Karena buku tutorial blog secara umum sudah banyak. Tapi buku blog yang khusus untuk guru belum banyak.
Hingga akhirnya pada Oktober 2020 beliau mengirim naskah buku pertamnya ke salah satu penerbit Indie.
Perlu waktu 3 bulan untuk menunggu sampai buku terbit. Akhirnya pada akhir Januari 2020, buku pertama saya terbit
Ini buku pertama saya
https://www.praszetyawan.com/2020/02/buku-blog-untuk-guru-era-40.html.selanjutnya saya jadi ketagihan menerbitkan buku.

Pak Brian ini  termasuk salah satu yang bisa membantu bapak/ibu menerbitkan buku. Saya memiliki rekanan penerbit indie yaitu Penerbit Gemala. Beliau  sudah membuka layanan ini sejak Juli 2020.
Menurut Pak Braian kita sebaiknya memahami betul ketentuan tiap penerbit karena bapak/ibu sendiri yang akan memilih penerbitnya, sesuai selera kita.Karena tiap penerbit itu memiliki penawaran dan ketentuan yang berbeda-beda.
Sealanjutnya Pak Brian membahas ketentuan menerbitkan buku di penerbit rekanannya; Beliau  sudah ada 46 buku yang terbit ber-ISBN lewat penerbit rekanannya
 http://www.praszetyawan.com/2021/01/butuh-bantuan-menerbitkan-buku-disini.html
Namun ada ketentuan khusus yang harus diperhatikan
- PDF master bisa diminta tapi akan ada watermarknya. Sehingga jika ingin cetak ulang, harus di penerbit gemala.
- Jika ingin Cetak ulang,  Minimal 10 buku. 
-Jangan memberi target kapan harus selesai. Karena naskah harus mengantri untuk diproses. Minimal prosesnya 1 bulan sejak biaya penerbitan di transfer
- maksimal 130 hal A5. Lebih dari itu ada biaya tambahan per halaman
- Sertakan dalam naskah:
- cover ( judul buku dan nama penulis saja),
- kata pengantar, 
-daftar isi (tanpa nomor halaman), 
- profil penulis
- sinopsis
 Untuk editing, penerbit ini tidak mengecek secara detail. Beliau menyarankan jangan terlalu mengandalkan penerbit untuk melakukan editing. Maka sebaiknya penulis yang memastikan sendiri apakah sudah tidak ada kesalahan penulisan.
Jadi sebelum naskah dikirim ke Pak Brian, bapak/ibu baca lagi naskahnya.
Tips dari Pak Brian dalam mengedit naskah:
- Penulisan kata jangan disingkat-singkat (yg, tdk, blm)
- Jangan sampai ada tulisan yang salah ketik (Typo)
- Satu Paragraf jangan berisi terlalu banyak kalimat
- Mulailah membiasakan membuat kalimat yang pendek-pendek. Kalimat panjang cenderung akan             membingungkan.
- Setiap bab baru selalu dimulai di halaman baru. Jangan digabung dengan bab sebelumnya
Tidak ada ketentuan terkait minimal jumlah halaman.Biasanya buku kumpulan resume pasti bisa lebih dari 90 halaman A5. Karena 20 resume itu banyak.

Pada waktu sesi tanya jawab Pak brian memberikan jawabannya dengan lugas seperti berikut ini;

1. dari  Eka Wiyati dari Lampung Timur

Selamat siang kak Brian, mohon izin bertanya.
Apakah tips menerbitkan buku dipenerbit indie agar hasilnya maksimal dan buku kita dicintai pembaca. Kemuadian setelah menerbitkan buku otomatis penerbitkan akan memounyai file naskah kita. Nah pertanyaannya apakah kita harus meminta pihak penerbit menghapusnya atau menyimpan dengan syarat?

jawab;
1. tipsnya seperti yang tadi saya sampaikan, pastikan sudah tidak ada kesalahan penulisan. Sehingga tulisannya enak dibaca. Buatlah buku dengan tema yang masih jarang ditemui.  

2. Kalau di penerbit rekanan saya, file akan disimpan, tidak dihapus, karena akan digunakan jika penulis minta cetak ulang


2.Nuriyatin  -  Lamongan
Seperti yang kita ketahui, salah satu syarat lulus pelatihan ini adalah menerbitkan buku solo.
Apakah benar pernyataan mas brian diatas ( syarat lulus pelatihan adalah menerbitkan buku solo ) sbg persyaratan lulus pelatihan ?
Setahu saya persyaratan lulus adalah membuat resum sebanyak 20 materi.

jawab;
ada di blog https://pelatihanbelajarmenulis.blogspot.com/2021/03/syarat-lulus-pelatihan-gelombang-18.html

3. Dari ibu Soleh Setiyowati, Banyumas.
Assalamualaikum. Pak, ijin bertanya jika menerbitkan buku di penerbit rekanan nanti penulis dapat jatah buku berapa? Jika suatu saat mau menambah cetakan kira-kira berapa bayarnya ? Mohon infonya..
Tks. 

jawab:.
 untuk biaya cetak ulang tergantung tebal buku
contoh sebagai gambaran. Jika buku tebalnya 100 halaman maka biaya cetak ulang per buku Rp 29.250


4. Bagus Sugiarto  SAMPIT
Kalau cetak dipenerbit indie bagaimana hak cetak selanjutnya ? Punya penulis atau penerbit ?

jawab

 Setiap penerbit punya kebijakan tersendiri terkait hak cetak ulang. Kalau di penerbit rekanan saya, hak cetak selanjutnya ada di penerbit. Jadi kalau mau cetak ulang, harus di penerbit.
Mengapa seperti itu ? karena biaya penerbitannya sudah murah.

5.Syafrina  Padang 
Di Penerbit Gemala. Apakah sudah terdaftar di IKAPI?
Apakah buku yang dicetak bisa dibonuskan untuk  Perpusnas ?
Terima kasih

jawab
sudah terdaftar dengan nama Keira Publishing. Karena Gemala merupakan anak perusahaan dari Keira Publishing
Iya tentu saja 2 eksemplar dikirim ke perpusnas dan 1 eksemplar ke perpusda Depok (Penerbit Gemala lokasinya di Depok)


Terakhir  Pak Brian dalam menutup belajar kali ini, memeberikan closing statement atau kata motivasi untuk kita semuanya.
Semoga bapak/ibu banyak yang bertahan sampai 20 resume dan menerbitkan buku. Pelatihan ini membukakan jalan untuk kita dapat memiliki buku karya sendiri. Maka gunakan kesempatan ini sebaik mungkin. 

Menerbitkan buku sudah bukan suatu hal yang sulit lagi. Menerbitkan buku semudah belanja online. Kita order => transfer pembayaran => tunggu 1 bulan => buku terbit dan dikirim ke penulis. Jadi jika sudah memiliki naskah, jangan ragu untuk diterbitkan menjadi buku


Wednesday, April 14, 2021

APA ITU PENERBIT INDIE

 



Kuliah kelas menulis bersama Om Jay biasanya dimulaimalam hari. Karena sekarang bulan Romadhan maka kali ini kegiatannya diubah menjadisiang hari dimulai pukul 13.00 WIB.

Nara sumber kegiatan hari ini adalah Mukminin yg lebih akarab dipanggail Caik Inin. Beliau dari SMP I Kedungpring Lamongan Jatim. Tepatnya arah selatan kota wingko Babat keselatan 10 km arah kota Jombang. Materi yang disampaikannya adalah Pengenalan Penerbit Indie ( Penerbit Independen) 

Seorang penulis akan merasa  bahagia dan lega  ketika ia berhasil menulis dan kemudian menerbitkan buku. Dan sangat gembira ketika melihat namanya  terpajang di cover buku, yang mana buku-buku tersebut terpajang indah di rak buku dan bisa dinikmati oleh banyak pembaca.

Bapak yang super keren ini menulis mulai 29 Maret s.d. Desember 2020 sy telah terbitkan 2 buku solo: 
1. 55 Pantun Nasihat diterbitkan kelompok Majas Bojonegoro. 
2. Jurus jitu Menjadi Penulis Andal Bersama Pakar diterbitkan KAMILA PRESS LAMONGAN 
dan 8 buku karya bersama ( Antologi)

 Bagaimana langkah kita supaya bisa menulis dan menerbitkan buku? 
Ada 5 tahapan:
5 tahapan menulis dan menerbitkan buku? Temukan jawabannya di bawah ini.

Tahap 1 : Pra Writing

Tahap pertama  yang bisa Anda lakukan adalah  tahap pra writing yaitu penulis akan mulai mencoba mencari ide yang sesuai dengan tema yang ditulis. Tema sesuai pasion yang disukai. Boleh fiksi maupun non-fiksi. Ide bisa dari pemgalaman, dari hasil membaca buku, majalah, koran ada kejadian yang sedang berlangsung. 

2. Drafting/ out line 

Tahap kedua adalah drafting atau out line, pada tahap ini seorang penulis  mulai membuat out line atau daftar isi buku yang akan ditulis atau dikembangkan menjadi  naskah buku. 

3. Wraiting 

Tahap ke-3 menulis. 
Saat proses ini, penulis mulai menulis dan mengembangkan kerangka atau daftar isi untuk dijadikan naskah yang lengkap dengan diperlukan kreativitas penulis dalam  membuat karya-karyanya. Kreatifitas itu berupa kemampuan merangkai kata, kemampuan menggunakan majas, kemampuan berekspresi, agar tercipta tulisan yang menarik dibaca. 


4. Revisi dan  Editing

✓Revisi

Setelah menuliskan banyak hal yang ingin ditulis pada naskah, pada tahap selanjutnya adalah mulai mengoreksi atau merevisi tulisan mana yang baik dicantumkan atau tidak. Pada tahap ini, Anda akan mencari tahu dimana letak kekurangan tulisan. Apakah sudah sesuai dengan alur, atau masih melebar kemana-mana. Dan dilanjutkan  tahap revising.  Seorang penulis dapat mengubah beberapa bagian dari tulisannya. Ia juga bisa menambah isi tulisannya. Ia dapat menambahkan data baru, ia dapat menghilangkan opini tertentu, dan lain sebagainya. Intinya, melalui tahap revisi inilah penulis akan memoles karyanya, ia akan menjadikan tulisan tersebut semakin menarik lagi.

Setelah masuk tahap
✓ Editing. 

Pada tahap ini penulis akan menjalankan proses pengeditan terhadap karyanya. Berbeda pada tahap revisi yang masih bisa menambah mengurangi isi tulisan, pada tahap ini penulis hanya memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan pola kalimat, dan berbagai kesalahan tata bahasa lainnya. Meskipun nanti tulisan Anda akan kembali diedit oleh editor di penerbit, seorang penulis tetap harus berusaha menyunting tulisannya sendiri atau dengan istilah lain Swasunting.

5. Publikasi

Jika Anda sudah  yakin dengan tulisan naskah buku Anda, maka saat memasuki tahap akhir yakni publikasi. Pada tahapan ini Anda bisa meneruskan naskah Anda ke penerbit.


Sebelumnya bapak hebat ini menjelaskan bahwa Penerbit Buku ada 2 macam yaitu Penerbit Mayor dan Penerbit Indie. 
 
Apa perbedaanya? mari kita ikuti uraian berikut ini  : 

1.  Jumlah Cetakan 

# Penerbit mayor  mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku.

#Penerbit indie : hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD ( Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup dll.


2.  Pemilihan Naskah yang Diterbitkan

# Penerbit mayor : 

Naskah harus melewati beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah. Tentu saja, menyambung dari poin yang pertama, penerbit mayor mencetak bukunya secara masal 1000 - 3000 eksemplar. Mereka ekstra hati-hati dalam memilih naskah yang akan mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil resiko untuk menerbitkan setiap naskah yang mereka terima. Penerbit mayor memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan.

# Penerbit indie : 

Tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan; tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti kami terbitkan. Kami adalah alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.

3.  Profesionalitas

# Penerbit mayor : 

Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM di perusahaan besar mereka.

# Penerbit indie : kami pun profesional, tapi sering disalah artikan. Banyak sekali anggapan menerbitkan buku di penerbit indie asal-asalan, asal cetak-jadi-jual. Sebagai penulis, harus jeli memilih siapa yang akan jadi penerbit Bapak Ibu dan Saudara-saudara. Jangan tergoda dengan paket penerbitan murah, tapi kualitas masih belum jelas. Mutu dan manajemen pemasaran buku bisa menjadi ukuran penilaian awal sebuah penerbitan. Kadang murah Cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan bookpaper ( kertas coklat halus). Kami jaga mutu Cover bagus cerah mengkilat isi buku kertas cokal halus awet ( bookpapar).

4.  Waktu Penerbitan

# Penerbit mayor : 

Pada umumnya sebuah naskah diterima atau tidaknya akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar, banyak sekali alur kerja yang harus mereka lalui. Bersyukur kalau buku bisa cepat didistribusikan di semua toko buku. Namun, jika dalam waktu yang ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali oleh penerbit.

# Penerbit indie :
 Tentu berbeda kami akan segera memproses naskah yang kami terima dengan cepat. Dalam hitungan minggu bukumu sudah bisa terbit. Karena memang, kami tidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut ini dan itu. Kami menerbitkan karya yang penulisnya yakin karya tersebut adalah karya terbaiknya dan layak diterbitkan sehingga kami tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.

5.  Royalti

# Penerbit mayor : 

kebanyakan penerbit mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.

# Penerbit indie : 

umumnya 15-20%  dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat fb, Instagram, wa grup, Twitter, status, dll

6. Biaya penerbitan

# Penerbit mayor : 

Biaya penerbitan gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Seperti yang sudah disebut di atas, penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersebut tidak laku terjual, kerugian hanya ada di pihak penerbit. 

# Penerbit indie : 

Berbayar sesuai dengan aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang  lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yg diterbitkan tidak sama.


 Pertanyaan yang muncul kemudian, apakah Anda sudah menemukan penerbit yang bisa menerima naskah Anda apa belum? 

 Jangan khawatir, sekarang Anda bisa menerbitkan buku secara independen kok. Ada banyak penerbit independen (penerbit Indie) yang siap  membantu Anda untuk menerbitkan naskah.

Contoh penerbit mayor adalah Gramedia Pustaka Utama, Mizan, Republika, Grasindo, Loka Media, Tiga Serangkai, Bentang Pustaka, Erlangga, Yudhistira,  Andi Yogyakarta dan lain sebagainya.

Contoh penerbit Indie yg ada dalam grup belajar menulis bersama PGRI: 

YPYD
Gemala 
Kamila Press Lamongan

KAMILA PRESS LAMONGAN sbg penerbit Indhei  melayani cetak buku , jasa lengkap dg jasa desain cover buku,   Lay out,  editing dan ISBN. Jasa Penerbitan KAMILA PRESS LAMONGAN dengan harga terjangkau ( harga terlampir ). 

Penerbitan saya  melayani seluruh Indonesia. Alhamdulilah dalam tahun 2020 sebagai penerbitan tahun perdana yg berjalan mulai  September s.d Desember 2020 telah menerbitkan 17 buku dari teman2 guru dari pulau Jawa, NTT, Kalimantan, dan Sumatera. 

Boleh  cetak ulang di Penerbit saya yg penting itu penulisnya Bpk Ibu dg syarat ada file cover buku dan 1 file lengkap naskah buku. ( Harga terlampir). 


# Syarat-syarat penerbitan di KAMILA PRESS LAMONGAN:

1. Kirimkan naskah lengkap mulai judul, kata pengantar, daftar isi, naskah lengkap sesuai urutan daftar isi, daftar pustaka, biodata penulis dg fotonya dan Sinopsis ( ditempatkan di cover belakang). Kalau ada Endors dari pakar ( orang ahli).

2. Ketik  A5 ukurannya 14,8 x 21 cm, spasi 1,15 ukuran fon 11 dan margin kanan 2 cm, kiri 2 cm, atas 2 cm dan bawah 2 cm. Gunakan huruf 
Arial, calibri atau  Cambria dan masukkan dalam 1 file kirim ke WA sy atau email gusmukminin@gmail.com

Untuk judul dan Cover. 

a. Untuk judul kalau kurang pas beliau akan  membantu mengusulkan kpd Bpk Ibu judul yang menarik. 

Cover buku: 

b. Cover buku boleh  sudah  bapak ibu buat kami tinggal poles biar cantik dan menarik dengan kesepakan Bpk ibu. 

c. Cover minta dibuatkan juag siap. 
Bapka ibu silakan kirim  judul, nama penulis lengkap dengan gelar, kata pengantar dari siapa. Minta warna apa, boleh ada ada foto penulis atau gambar yang lain
Suka-suka. 

Fasilitas di Penerbit KAMILA PRESS LAMONGAN

Selain mendapat fasilitas buatkan cover buku, layout, edit dan ISBN penulis juga dapat PO ( Pre Order ) buku / promo buku dg harganya serta dapat sertifikat dari penerbit yg kerja sama dg pencetakan.

tulisan ini semuanya dikutif langsung dari pemateri yang memberaikannya melalui WA grup Belajar Menulis, semoga bermanfaat

Tuesday, April 13, 2021

Dasar Kepenulisan.






Pelataihan  ke-3 menulis bersama Om Jay ditemani oleh Ibu Rita Wati,S.Kom yang luar biasa hebat sebagai nara sumber.

Ibu cerdas ini  mulai menulis sejak pandemi setahun lalu . Itulah hikmah pandemi bagi beliau dapat memanfaatkan waktu dengan mengikuti komunitas menulis. Beliaujuga alumni dari Kelas Belajar Menulis Gelombang 10 bersama Om Jay.

4 buku dengan genre yang berbeda membuat Ibu yang menaawan ini jadi banyak belajar tentang kepenulisan. Ditambah lagi Ia juga  menjadi kurator di 3 buku antologi membuatnya semakin banyak belajar tentang keunikan dari masing-masing penulis.

Biasanya banyak orang terkendala sulit untuk  menulis. Misalnya saja;

1. Susah ide.

2. Miskin kosa kata.

3. Sulit merangkai kata.

4. Susah memulai.

5. Bingung mau menulis apa.

6. Tidak percaya diri.

7. Merasa tulisannya jelek.

8. Merasa tulisan tidak layak untuk di baca


kalau kendala seperti itu atau bahkan masih banyak lagi sebaiknya dibuang saja ke laut, ayang harus kita lakukan adalah menulis,menulis dan menulis.

Untuk menulis kita pergunakan dasar penulisan , ingat saja rumus 5W dan 1 H.

        What (apa)

Where (dimana)

When (kapan)

Who (siapa)

Why (mengapa)

How (bagaimana)


Dalam bahasa Indonesia, untuk memudahkan penghapalan ke 6 unsur ini maka dikenal singkatan ADIKSIMBA “Apa DImana Kapan SIapa Mengapa Bagaimana

What : Peristiwa apa yang sedang terjadi? Apa dampaknya? apakah peristiwa tersebut menimbulkan kerugian?

Who dalam 5W1H memfasilitasi untuk memberikan informasi seputar orang-orang yang terlibat dalam cerita yang yang tulis.

When

Kapan kejadian dari peristiwa yang diceritakan

Where

Dimana kejadian/ peristiwa yang diceritakan

Why

Suatu peristiwa pasti terjadi bukan tanpa alasan.

How atau bagaimana

Penggunaan unsur how ini akan membantu pembaca memahami alur cerita

Jika telah terpenuhi ke 6 unsur tersebut maka tulisan kita akan mudah dipahami oleh pembaca.

5W1H itu sudah pedoman dalam membuat tulisan agar informasi yang kita sampaikan jelas, sehingga ketika kita membaca tulisan tersebut tidak ada pertanyaan yang muncul. 

Jika salah satu unsur contoh when/ kapan tidak dimasukkan maka pembaca akan bertanya-tanya ini kejadiannya kapan, jika who yang tidak ada, makin bertanya lagi lah siapa yang dibicarakan.


Biasanya penulis pemula sering melakukan kesalahan. Kesalahan yang sering di lakukan oleh penulis pemula adalah:

1. Penulis pemula sering menulis dengan paragraf panjang-panjang

2.Tanda baca yang sering keliru.

3.Penggunaan kata yang masih banyak salah tidak menggunakan kata baku.

4.Sering ditemukan kata yang tidak efektif.

Jadi kita harus hati-hati dalam menulis harus sering mengedit berulangkali. Bahkan dalam pengeditan sendiri sering muncul gagasan untuk mempercantik atau menambah kalimat menjadi lebih enak dibaca.

Berikut ini tips dari beliau yang dunggah di  http://bit.ly/Tips-Agar-Tulisan-Enak-Dibaca . Dalam tulisannya tersebut ada 7 tips agar tulisan enak dibaca:

1. Banyak membaca

2.Terus berlatih menulis setiap hari

3. Perhatikan paragraf pembuka, isi dan penutup, buatlah semenarik mungkin

4.Perhatikan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

5. Perhatikan kembali dengan SPOK ( Subjek, Predikat,Objek dan Keterangan tempat/waktu )

6. Setelah beres menulis bacalah kembali berulang-ulang minimal 3 kali

7 Perhatikan perbedaan menulis di media online seperti blog, facebook,instagram dan sebagainya.Penulisan di media online kita bisa menggunakan kalimat paragraf pendek-pendek, sedikit kima banyak titik, karena daalam media online kita hanya memilki waktu 3 menit saja untuk memastikan pembaca melanjautakan bacaannya. Jika menulis buku kiataharus mengikuti kaidah-kaidah penulisan yang benar. Dalam https://www.kompasiana.com/ritapinang/5f3883d9d541df5e5e09f792/tips-menulis-agar-tulisan-enak-di-baca-dan-pesan-tersampaikan (diunduk 13 April 2021)

Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Bagi Penulis Pemula.

1.Penggunaan huruf kapital/ besar
    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
Contoh : 
Dia sedang mengikuti pelatihan menulis.
Hari ini pertemuan ke-3 kelas belajar menulis gelombang 18.

Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Contoh :

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Contoh: 
Islam, Alquran, Kristen, Alkitab, Hindu, Weda.
Allah selalu bersama hamba-Nya.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas,
seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh : 
Saya telah membaca buku Merajut Asa Sejak Belia.
Tulisan itu di muat dalam koran Radar Bali.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.
Contoh : 
S.H. = Sarjana Hukum
S.Kom. = Sarjana Komputer
Dt.        = Datuk
Tb.        = Tubagus

Penggunaan kata depan di
Kata di- menunjukkan fungsi sebagai imbuhan.
Kata di- diikuti dengan pembentuk kata kerja pasif. Artinya, penulisan di jenis ini dinilai tepat jika kata kerja pasif bisa diubah menjadi kata kerja aktif (dengan imbuhan me-).
Contoh : ditinggalkan (bisa diubah jadi meninggalkan), ditulis (bisa diubah jadi menulis), diingat (bisa diubah jadi mengingat)
Kata di menunjukkan fungsi sebagai kata depan. Berarti ia harus dipisah dari kata belakang.
Kata di diikuti dengan kata lain selain kata-kata pembentuk kata kerja pasif. Kata di jenis ini bisa diikuti dengan nama tempat, waktu, nama orang, penunjuk lokasi, dan lain sebagainya, serta tidak bisa diubah menjadi kata kerja aktif.
Contoh: di sini (tidak bisa diubah jadi menyini), di siang hari (tidak bisa diubah jadi menyiang hari), di dirimu (tidak bisa diubah jadi mendirimu).
Kesimpulan di sebagai imbuhan + kata kerja (maka penulisannya serangkai) selain itu terpisah.

Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
Contoh: 
Alangkah indahnya pemandangan di Nusa Dua!
Ayo belajar!

“Ayo kita pulang Bu!” Rengek Joni pada ibunya.

Thursday, April 8, 2021

BELAJAR MENULIS BERSAMA OM JAY


Tanggal pertemun: 7 April 2021

resume ke: 2

Tema:  ide menulis bagi seorang guru.

Narasumber: Bapak Wijaya Kusumah, M.Pd

Gelombang: 18


Belajar menulis bersama Om Jay kegiatannya berlangsung melalu WAG. Kegiatan ini sudah angkatan ke-18. Bagaimana mencari ide dalam menulis dikupas langsung oleh Bapak   Wijaya Kusumah, M.Pd. Menurut Om Jay biasa beliau disapa, sebenarnya ide yang ditulis bertebaran di depan mata kita. Namun terkadang kita belum siap menuliskannya. Hal itu disebabkan karena kita belum menulis menulis.

Sumber ide yang paling enak ditulis adalah diri kita sendiri dan orang lain. Tapi bisa juga yang ada di depan mata kita. Contoh yang paling mudah adalah menceritakan diri sendiri dalam bentuk tulisan.

Om Jay memberikan contoh misalnya  bercerita tentang kegiatan hari ini dari bangun tidur sampai tertidur lagi. Biasanya kita akan menuliskannya dengan lancar. Kita menulis dari sesuatu yang menganggap tidak penting menjadi penting.

Banyak cerita dan berita kita sampaikan. Dari mulai status di wa sampai media sosial yang kita ikuti. Pada akhirnya orang lain menjadi tahu apa yang kita alami.

Ide yang ditulis juga bisa dari orang lain. Misalnya dari kepala sekolah, rekan guru, sampai peserta didik. Semua bisa ditulis kalau kita peka dengan keadaan sekitar kita

Contoh ke-2 beliau juga mengungkapkan misalnya  cerita tentang kepala sekolah kami yang bagus sekali cara memimpin sekolah. Saya dibuat kagum dengan pimpinannya. Sifat ke nabian ada dalam dirinya. Sidiq, tabligh, amanah dan Fathonah. Kami sangat menyayanginya. Beliau tidak pernah pilih kasih dan selalu bertanya kepada kami bila ada di antara kami yang mengalami kesulitan. Pokoknya pemimpin yang melayani. Tidak sombong dan suka menolong. Orangnya sangat rendah hati dan mau mendengarkan. Pemimpin yang mau mendengarkan sangat jarang saat ini.

Contoh lainnya adalah kita bisa menulis teman sekantor atau satu sekolah. Kita bisa menggambarkan mereka. Tutupi kekurangannya. Dengan begitu kita pun akan tersier kekurangan diri sendiri.

Contoh yang ketiga agar ide yang ditulis datang kepada kita adalah dari peserta didik. Dari siswa di SMP labschool Jakarta, lahir tulisan Om Jay di berbagai blog yang dia kelola.

Dari siswa banyak sekali yang bisa ditulis. Seperti tulisan ibu Safrina yang menulis kisah anak didiknya yang tidak bisa sekolah karena ketiadaan biaya. Kemudian doanya terkabul dan jadilah tulisannya yang enak dibaca.

Contoh yang keempat adalah tetangga dekat kita. Kita bisa menulis kisah mereka. Tentu saja yang baik-baik saja. Seperti kisah nya tentang tetangga Om Jay yang baik hati meninggal dunia. Saya menuliskannya di kompasiana.com/wijayalabs

Contoh yang kelima adalah ide yang ditulis yang berasal dari keluarga.

Sudah seminggu ini Om Jay ditinggal istri pergi. Bukan karena istri marah atau saya membuat ulah. Tapi istri pergi karena kerabat tukang yang sedang merenovasi rumah mungil kami di kota Bandung. Rencana bila pensiun tiba, kami akan menghabiskan hari tua di kota kembang ini. Sebab rumah kami di Bekasi mendekati kebanjiran. Kami harus hijrah untuk hari depan yang lebih baik.

Materi penulisan juga bisa kita ambil dari hasil webinar. Hal ini juga sangat bagus untuk menjadi tulisan, menulislah tiap hari dan rasakan keajaibannya. Supaya lebih gampang menulislah di blog.

Bagi mereka yang belum bisa membuat blog bisa cari bagaimana cara membuat blog di google. Zaman sekarang sangat mudah belajar apapun asal ada kemauan diri.

Pada.awalnya kebanyakan menulis tidak bisa panjang-panjang, tetaplah menulis setiap hari di blog, karena di blog  kita akan mudah mencari tulisan kita,beda halnya menulis di facebook. Menulis di facebook kita kesulitan mencari tulisan kita yang sudah lama.

Bagaimana  tulisan bisa enak dibaca, tentunya kita menulis harus bercerita dengan runut, dan harus berlatih menulis terus menerus. Sealain itu pula harus sering membaca.

Menulis setiaphari juga kan melatih kepekaan. Untuk dapat melahirkan kepekaan tersebut bisa dibantu dengan gambar,vidio atau audio. Ketaika melihat foto maka kitaakan terinspirasi untuk menceraitakan foto tersebut, disinilah kepekaan kita sebgai penulis akan keluar.

Menulis yang gampang mengalir misalnya menceritakan pengalaman pribadi. Biasanya untuk mengembangkan alur cerita terkadang jadi ngerlantur  kemana-mana. Usahakan dalam menuangkannya tema dan isi harus nyambung sehingga tulisannya enak dibaca

Monday, April 5, 2021

PERSIAPAN MENULIS




 Belajar Menulis dengan Om Jay  di gelombang ke 18. Malam ini bertemakan Cara Jadi Penulis yang disampaikan oleh Drs.Sri Sugiastuti,M.Pd.

Dalam pemaparannya Ibu yang cantik ini memaparkan bagaimana proses menjadi seorang penulis.

Proses menulis belajar dari kecintaan membaca sejak mengenyam pendidikan SD sampai dewasa.  Kemudian jeda beberapa tahun karena menikah.  Ketika kuliah S2 tahun  2007 ibu yang disapa dengan ibu Kangjeng ini mulai menggeluti lagi dunia bacanya karena kebutuhan dengan dunia digital.

Ketika menulis itu mengikat makna dan menebar gagasan. menulis buku itu merupakan perjuangan yang membahagiakan, kemudian menulis itu seperti merancang dan membuat baju. Maka tulisan-tulisan itu akan berkarakter sesuai dengan pemikiran dan pengetahuan yang pernah dibaca, karena membaca adalah bagian dari menulis.

Seperti apa tulisan kita, itu tergantung dengan irama yang kita inginkan.  Diawal penulisan kita harus menentukan dulu tema, baru kita buat outline atau daftar isi. Daftar isi adalah bagian yang akan kita tulis yang berupa beberapa sub judul  atau bisa juga ada BAB 1 sampai penutup.Sebelum kita membuat outline kita harus mngumpulkan materi-materi sebagai pendukung.

Autline bisa juga kata-kata bijak,data statistik, teori, gambar atau refleksi diri tergantung pada buku yang akan kita tulis. Persiapan membuat  outline ada

1. memilih topik

2.tulisan bisa bersifat reflektif (kejadian yang kita reflektifkan), persuasif (mempengaruhi pembaca),informatif, atau berangkat dari penelitian, atau gabungan dari semuanya

3. harus fokus untuk menjaga pikiran kita tetap pada tema yang sudah kita tentukan, jangan sampai bercabang sehinagga tulisan kita terhenti di tenagah jalan. Hal ini meraupakan sesuatu yang buruk yang akan menyebabkan buku kita tidak selesai

Ibu pegiat literasi ini juga mengemukakan dari mana ide tulisan. Ide tulisan  bisa dari para sahabat dan kerabat yang ada di sekitar penulis. Kemudian yang ada di benak penulis itu bisa dari pengalaman atau perjuangan mereka yang luar biasa

proses menulis ada dua macam yaitu semangat dan sangat semangat

1. semangat

   - mengumpulkan ingatan

   - menentukan tokoh dan karakternya di setaiap sub judul

   - membuat outline atau daftarisi yang mau dijadikan sub judul

2. sangat semangat

  - menulis apa yang ada dalam pikiran

  - diawali dengan penggalian ayat dalam Al'Quran, hadist ataukalimat bijak dan motivasi

  - from zero to hero


CERPEN

  PENGALAMAN ANEH SELAMA UMROH 1. mayat  berjalan di atas kepala Cerita-cerita yang mengejutkan atau yang sedikit aneh kerap terjadi ketika ...