Seperti biasa pelatihan menulis online bersama Om Jay selalu menghadirkan nara sumber yang kompeten dah ahli dibidangnya. Malam ini nara sumbernya adalah Bapak Anwar Djaelani. Buku-buku telah banyak dilahirkan olehnya, diantaranya:
diawal pemberian materinya Bapak anwar memberikan mukadimah yang luar biasa keren.Menulis artikel adalah sebuah keterampilan.
Kita akan trampil jika rajin berlatih. Sikap giat berlatih akan muncul hanya
jika ada motivasi yang kuat. Bagi umat Islam, misalnya, motivasi bisa muncul
dari keinginan untuk mengamalkan QS Al-Alaq 1-5. Di situ, ada petunjuk agar
kita aktif membaca sekaligus ada pula rangsangan untuk gemar menulis.
Menulis artikel adalah sebuah keterampilan.
Kita akan trampil jika rajin berlatih. Sikap giat berlatih akan muncul hanya
jika ada motivasi yang kuat. Bagi umat Islam, misalnya, motivasi bisa muncul
dari keinginan untuk mengamalkan QS Al-Alaq 1-5. Di situ, ada petunjuk agar
kita aktif membaca sekaligus ada pula rangsangan untuk gemar menulis.
Semangat bisa semakin tinggi jika
melihat fakta menarik di sekitar kita. Bahwa, aktif menulis artikel bisa
bermuara kepada lahirnya buku demi buku. Bahwa, trampil menulis artikel dapat
bermuara untuk juga cakap menulis buku.
Modal utama penulis dan apalagi
calon penulis adalah suka membaca, bacalah banyak buku terutama bidang yang
kita sukai, tanpa modal dasar itu tidak mungkin bisa menjadipenulis yang baik.
Banyak membaca adalah modal utama
penulis. Dengan sering membaca seseorang akan, pertama, mendapatkan pengetahuan
/ wawasan baru. Kedua, terbit ide untuk menulis sesuatu sebagai pengembangan
dari apa yang sudah dibacanya. Ketiga, kaya dengan perbendaharaan kata. Berikut contoh artikel dari bapak Anwar:
Bersemangatlah di saat menulis!
Sungguh, tulisan itu sangat besar
pengaruhnya. Lihat ungkapan salah seorang pendiri Pesantren Gontor KH Imam
Zarkasy (1910-1985) berikut ini. Bahwa, andai tak punya murid, “Saya akan
mengajar dunia dengan pena”. Artikel adalah sebentuk karya
tulis.
Mari, maju dengan menulis
Tema untuk dikembangkan menjadi
artikel cukup mudah kita dapatkan karena banyak tersedia di sekeliling kita.
Tema bisa berasal dari isi koran, majalah, televisi, dan internet.
Tentang “Niat dan Pembiasaan”
Kita perlu membiasakan diri untuk
terus menulis dan itu harus didasari pada sebuah niat yang benar. Tatalah niat
kita lebih dahulu. Apa motivasi kita menulis?
Agar bisa dimuat di media
Tema tulisan harus aktual dan
menarik perhatian publik. Jika dua hal itu sudah dipenuhi, maka syarat pertama
agar artikel kita dimuat media sudah terpenuhi. Tinggal syarat yang lain
seperti, misalnya, orisinalitas gagasan, kekuatan argumentasi, dan kecermatan
berbahasa.
Tema tulisan
Tema akan datang mengalir deras,
terutama jika kita sudah membiasakan diri untuk menulis. Nyaris di setiap kita
membaca, melihat, atau mendengar sesuatu yang “tak biasa”, biasanya lalu terbit
ide untuk mengartikelkannya.
Langkah menulis
Setelah tema tulisan kita
tetapkan, buatlah outline (kerangka karangan). Langkah ini diperlukan sebelum
kita menulis secara lengkap. Outline kita buat untuk memudahkan pengembangan
penulisan. Pada dasarnya, alur menulis itu terangkai dalam “Tiga Besar” yaitu
pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Di pendahuluan kita sampaikan secara
ringkas masalah apa yang akan kita bicarakan. Lalu, di pembahasan, kita urai
dan analisis masalah yang kita paparkan di bagian pendahuluan. Kemudian, di
penutup, berilah kesimpulan dan saran berdasarkan uraian dan analisis sebelumnya.
Contoh Outline
Tetap Berseri-seri Belajar di
Masa Pandemi
• Pandemi
Covid-19, ujian bagi semua (1 paragraf)
• Manusia
selalu diuji dengan bentuk beragam (2 paragraf)
• Sekilas
Covid-19 (1 paragraf)
• Dampak
negatif Covid-19 secara umum (2 paragraf)
• Dampak
negatif Covid-19 di dunia pendidikan (3 paragraf)
• Sudut
pandang agama, bersama kesulitan ada kemudahan (2 paragraf)
• Berbagai
pilihan cara belajar di saat pandemi (4 paragraf)
• Penutup
/ kesimpulan; Tetap optimis di situasi apapun (1 paragraf)
Total, ada 16 paragraf
Perihal “Judul Pemanggil”
Judul yang baik, antara lain:
a).Mampu mencuri perhatian pembaca.
b).Mencerminkan tema / arah tulisan,
sehingga bisa menjadi semacam miniatur isi keseluruhan tulisan.
c).Ringkas dan
padat.
Sebagai sarana berlatih,
seringlah memerhatikan judul-judul artikel di berbagai media.
Contoh Judul:
Urgensi Meneliti dan Menulis
(Jawa Pos)
Menunggu Realisasi Program Buku
Murah
(Jawa Pos, 31/07/2008)
Hukuman Guru dan Mimpi Buruk
Murid
(Radar Surabaya)
Contoh Judul:
Rindu Pemimpin Menulis Buku
(Jawa Pos 17/05/2017)
Menjaga Martabat Penerima Zakat
(Jawa Pos)
Membuat paragraf :
1.paragraf pertama, tentang “Lead Penggoda”.
2. paragraf kedua, perihal “Pembahasan nan
Menawan”. Di bagian ini, isinya berupa analisis atas masalah yang kita angkat.
Pembahasan harus sistimatis, argumentatif, tuntas, dan ditulis dengan bahasa
baku namun tetap dengan sentuhan popular. Sangat dianjurkan, perbanyak membaca
artikel karya orang lain.
3. paragraf terakhir , tentang “Penutup yang
Menggugah”.
Bagian ini memuat kesimpulan
dan/atau saran atas masalah yang kita kupas. Disajikan sekaligus dengan gaya
pamit. Lihat contoh lead dan penutup berikut ini:
Belajar Tiga Gaya Lead dan
Penutup
1Judul: Guru Rajin Menulis dan
Efek Besar Itu
Lead (Gaya pertama, menggoda
dengan pertanyaan):
Semua orang, tanpa kecuali, harus
menjadi pembelajar di sepanjang usianya. Maka, sungguh menyenangkan jika guru
suka menulis. Amat membanggakan andai guru rajin menulis. Apa hubungan seorang
pembelajar dengan posisi guru yang gemar menulis?
Penutup:
Sungguh, jadilah pembelajar tiada
henti dengan cara menjadi guru yang penulis. Sungguh, duhai para guru,
bersemangatlah untuk menjadi pahlawan yang berjasa karena banyak menghasilkan
karya tulis. Karya-karya itu, semoga secara meyakinkan menginspirasi murid, orangtua
murid, dan masyarakat luas. Indah!
2.Judul: Rindu Pemimpin Menulis
Buku
Lead (Gaya pertama, menggoda
dengan pertanyaan):
Di Indonesia, Hari Buku Nasional
diperingati setiap 17 Mei, sedangkan Hari Buku Sedunia dirayakan setiap 23
April. Inti dua momen itu sama, yaitu mengajak kita lebih mencintai buku
sebagai sumber ilmu pengetahuan. Urgensi seruan itu, meski bersifat umum, lebih
terasa jika ditujukan kepada para pemimpin. Bahkan, seyogianya para pemimpin
itu didorong pula aktif menulis buku. Mengapa?
Penutup:
Alhasil, kepada para pemimpin,
mari tundukkan kepala: Apakah sikap rajin membaca (atas semua persoalan
masyarakat) sudah menjadi komitmen keseharian Anda? Sudahkah semua yang Anda
baca itu lalu bisa melahirkan tulisan berupa konsep dan kebijakan yang selalu
berpihak kepada rakyat kecil? Lalu, agar rakyat yakin dengan ketulusan komitmen
Anda, tulislah konsep dan kebijakan Anda dalam sebuah buku. Sungguh, kami
benar-benar merindukan pemimpin yang bisa menulis buku. Kami rindu pemimpin
yang berkualifikasi laksana Soekarno, Hatta, dan Natsir.
Lead (Gaya kedua, dengan kutipan
pemikat)
“If you think strongly enough,
you will be forced by science to
the belief in God”
(Kelvin, fisikawan, 1824-1907).
Penutup:
Singkat kata, ilmu pengetahuan
bisa mendatangkan keimanan bagi yang masih belum punya iman. Ilmu pengetahuan
bisa menguatkan keimanan bagi yang sudah memiliki iman. Terkait ini, lihat
Kelvin di paragraf pembuka tulisan ini. Benar, saat dia berkesimpulan tentang
pengaruh kuat ilmu pengetahuan terhadap kepercayaan akan adanya Tuhan. Jadi,
jangan pernah berhenti untuk mendalami ilmu.
Lead (Gaya ketiga, narasi
diskriptif):
Sesungguhnya, olok-olok tak
mengenal musim. Perilaku terlarang itu telah berlangsung lama dan terus
terjadi. Padahal, kerugian yang ditimbulkan oleh olok-olok –dan apalagi bully-
sangat besar.
Penutup:
Singkat kata, selalu berilah
anak-anak asupan ruhani yang memadai. Ajari anak-anak sikap untuk tak suka
mengganggu orang lain. Didik mereka untuk sabar dalam menghadapi berbagai
persoalan hidup. Tentu saja, sebagai orangtua, kita harus telah terlebih dahulu
mengamalkan hal-hal tersebut
Perihal “Panjang Artikel”.
Secara umum, media membutuhkan artikel
sepanjang 6000 karakter. Hanya saja, di masing-masing kadang ada yang kurang
atau ada yang lebih dari itu. Usahakanlah, jika mungkin, sesuai dengan
ketentuan dari masing-masing media.
Dari Artikel ke Buku
Selepas trampil menulis artikel,
pekerjaan menulis buku bisa menjadi lebih gampang. Mereka yang sudah terbiasa
menulis artikel akan lebih cekatan dalam menghasilkan buku.
Langkah membuat buku dari artikel:
Pertama, saat harus merancang dan
menulis buku:
Tetapkanlah tema yang akan
diangkat.
Buatlah Daftar Isi.
Mulailah menulis.
Kedua, kala menghimpun artikel
menjadi buku.
Tulislah sebanyak mungkin artikel
dengan tema sejenis. Misalnya, bertema pendidikan. Setelah, dirasa cukup untuk
dijadikan buku,
lakukan langkah:
a).Edit ulang. Sering artikel menggunakan
“bahasa Koran”, seperti “kemarin”, “pekan lalu”. Untuk itu, ubah dengan
mencamtumkan tanggal kejadian yang dimaksud.
b).Jika diperlukan, buatlah
rubrikasi. Meski semua berada di rumpun pendidikan, mungkin masih bisa
dikelompokkan lagi dalam bidang yang lebih khusus. Misal, ada rubrik “Spirit
Pembelajar di Semua Musim”, “Menjadi Orangtua Sekaligus Guru”, “Betah di
Perpustakaan Keluarga”, “Merancang Liburan Bernuansa Pembelajaran” dan “Belajar
di Masa Pandemi”.
idealnya niat awalnya membuat tulisan itu adalah untuk membuat buku, tetapkan tema atau judul kemudian daftar isi, setelah itu lengkapi dengan uraian atau kajian sampai sedemikian rupa memadai untuk menjelmakan buku, tetpi jhika artikel dikumpulkan dengan kemudian dengan teknik tertentu dengan publikasi,diedit ulang cukup banyak buku yang berhasil dibuat dan diminati pembaca, buku itu hasil dari kumpulan artikel.
bagaimana cara kita menulis resensi buku?
Resensi buku adalah ulasan kritis
atas sebuah buku. Di dalamnya minimal berisi identitas buku yang dimaksud,
ringkasan isi buku (dipilih bagian-bagian yang paling penting), dan penilaian
objektif atas buku itu terkait kelebihan dan kekurangannya.
Panduan lengkap dalam menulis
Resensi Buku. “Jawablah” sejumlah pertanyaan berikut ini. Tentu saja, jawaban
ditulis dalam “gaya artikel”.
Tulislah
identitas buku
1.Apa isi ringkas buku?
2. Apakah penulis memiliki kompetensi?
3.Apakah buku itu didukung referensi
memadai?
4.Buku itu lebih ditujukan ke segmen
pembaca mana?
5.Adakah pengetahuan baru yang
disodorkannya, atau sekadar repetisi (pengulangan) dari buku-buku yang sudah
ada?
6.Apa
kelebihan dan kekurangannya. Misalnya, apakah mudah dipahami oleh semua kalangan?
Bagaimana performa fisik buku, menarik?
7.Tepatkah momentum kehadirannya?
8.Berhargakah untuk segera kita baca
dan atau miliki?
Dengan banyak membaca karya orang lain kita akan menjadi lebih mudah mengasah kita dalam menulis termasuk pada resensi buku.
Ada banyak keuntungan jika kita
rajin menulis Resensi Buku. Di antaranya, di saat kita akan menulis buku akan
lebih terbimbing karena sering mengkritik karya orang lain. Tentu saja, saat
kita menulis buku, tak akan mengulang kesalahan-kesalahan yang telah dibuat
oleh penulis-penulis lain.
Agar orang lebih tertarik untuk klik tulisan kita, sebaiknya tautan tulisan kita didahului dengan teaser (semacam sinopsis penggoda), seperti contoh-contoh berikut ini.:
yang dilingkari itu teaser naamanya. Seamacam sinopsis penggoda
Lengkap sangat. Lanjut. Kunjungi rumah saya ya di https://nurainiahwan.blogspot.com
ReplyDeleteterimaksih bu
Deletealhamdulillah
DeleteWAAAH.... langsung jadi resumenya. keren bu
ReplyDeletealhamdulillah
DeleteKeren Bu
ReplyDeletealhamdulilah
DeleteGood https://suryanmasrin86.blogspot.com/2020/07/cerdik-mengemas-kerangka-tulisan.html
ReplyDeletealhamdulillah
Deletekomplit dan mantul blognya
ReplyDeletealhamdulillah
DeleteMantap..👍👍
ReplyDeletealhamdulillah
Deleteterimakasih
DeleteSemangat utk berkarya bun
ReplyDeleteResumenya mantap
Keren Bu Hj resumenya
ReplyDeletealhamdulilalah
DeleteMantap..bu..lengkap resume nya...jgn lupa mampir juga di aisah1969.blogspot.com
ReplyDeletealhamdulillah
Deleteterimakasih
Deletesiap
Deleteteriamakasih pada semua yang sudah berkunjung
ReplyDelete