Belajar Menulis Bersama Omjay
hari Senin pematerianya adalah Akbar Zainudin. Penulis buku Man Jadda Wajada
ini memberaikan materinya dengan lugas. Trainer ini mengajar di sekolah, pesantren, perguruan tinggi,
instansi pemerintah, dan juga swasta. Materi yang dikuasainya berkisar pada
motivasi; motivasi belajar, motivasi menulis, motivasi bekerja, motivasi
mengajar, motivasi berwirausaha, dan motivasi hidup. salah satu titik penting
perubahan pada dirinya adalah pada saat menulis buku yang pertama, "Man
Jadda Wajada". Dari situ sang trainer ini bergerak lebih jauh mengembangkan Man Jadda
Wajada menjadi buku dan materi pelatihan. Dari Man Jadda Wajada inilah akhirnya
yang membuatnya bisa berkeliling ke-33 Provinsi di Indonesia. Satu provinsi
yang belum adalah Papua. Penulis ini beraharap setelesah selesai pandemi bisa
bersilaturahmi ke sana. Yang dishare penulis
malam ini adalah "Langkah-Langkah dalam Menulis Buku", berdasarkan
pengalamannya menulis 13 buku selama ini.
Ada Enam langkah menulis yang disingkat
materinya menjadi TOJTRP: Tema, Outline, Jadwal, Tulis, Revisi, Penerbit.
Langkah pertama adalah T.
Tentukan TEMA tulisan. Setiap
buku harus punya tema besar, baik buku fiksi maupun non fiksi. Tema akan
menjadi rel yang mengikat kita dari awal tulisan hingga akhir. Tema ini satu
saja. Misalnya kerja keras, romantisme, cara belajar, dan sebagainya.
Kalau buku trainer ini kebanyakan
adalah buku-buku motivasi. Kalau buku Asma Nadia, Novel. Ahmad Fuadi, Novel te”ntang
pesantren dan kerja keras. Dan sebagainya.
Bolehkah satu orang menulis berbagai
tema buku? Menurutnya, karena ini terkait dengan “branding”, berusahalah untuk
fokus menulis satu tema tertentu, agar kita dikenal ahli dalam tema tersebut.
Kalau temanya berubah-ubah, nanti orang bingung, kita ini sebenarnya ahli dalam
bidang apa?
Langkah kedua adalah O. Buatlah OUTLINE atau DAFTAR ISI.
Gunanya outline:
1. Agar tulisan kita terarah.
2. Bisa buat jadwal dan target.
3. Menghindari
"ngeblank" pada saat menulis.
4. Agar bukunya selesai.
Kalau tidak ada daftar isi, akan
sulit bukunya bisa selesai. Inilah salah satu hal penting yang sering diabaikan
orang. Merasa sudah tahu apa yang ditulis, akhirnya tidak ada outline dan
langsung menulis. Akibatnya, tulisannya tidak terarah, “melenceng” dan “lari”
ke mana-mana, tidak tahu jalan akhirnya.
Bukunya akan selesai? Tentu
tidak. Banyak ide itu bagus, tetapi yang jauh lebih bagus adalah ide yang
difokuskan. Cara memfokuskan ide adalah dengan membuat outline.
HOW: Bagaimana Cara Mengembangkan Daftar Isi (outline)
UNTUK BUKU NON FIKSI
1. BAGAIMANA MEMBUAT OUTLINE
UNTUK BUKU FIKSI?
Pertama: WHO? Siapa saja
tokoh-tokohnya.
Tentukan tokoh-tokoh yang akan
menjadi bagian dari cerita.
Misalnya, ayah, ibu, teman, guru,
dan sebagainya.
Kedua: Karakter.
Gambarkan profil setiap tokoh
dengan sifatnya masing-masing.
Ketiga: Plot atau Alur Cerita.
Gambarkan alur cerita dari awal hingga
akhir. Potongan ceritanya seperti apa. Di mana akan membangun cerita
emosionalnya, di mana sedihnya, di mana senangnya.
Terus ending cerita seperti apa,
apakah happy ending, sad ending, dan sebagainya. Membuat outline ini bisa
langsung dituliskan outlinenya atau bisa dengan beberapa alat bantu. Biasanya bapa
trainer menggunakan mindmap untuk membantu membuat daftar isi.
Apakah wajib? Tidak harus. Tetapi
kalau Ia pribadi, ini harus ada. Biar ada rel ke mana tulisan kita, biar selalu
ada arah kalau kita menemui jalan buntu, dan ini yang paling penting; bisa
membuat jadwal agar buku cepat selesai.
CONTOH OUTLINE
Saya ingin memberi contoh buku
saya: "Man Jadda Wajada".
Buku ini adalah buku dengan tema
motivasi umum, motivasi hidup.
Saya kembali ke konsep dasar 5W
dan 1H.
Biasanya saya mulai dengan WHY.
Kalau terkait motivasi, penjabaran tentang WHY bisa digambarkan sebagai
berikut:
1. Mengapa motivasi itu penting
dalam hidup.
2. Motivasi apa yang membuat
orang tergerak untuk berubah.
3. Apa tujuan hidup seseorang?
4. Mengapa orang harus berubah?
5. Darimana perubahan itu bisa
dimulai?
6. Apa saja yang harus diubah?
Setelah WHY, hal kedua yang
terpikir adalah WHAT.
Hal-hal yang terpikir dalam
kategori WHAT adalah: Apa itu sukses?
2. Langkah-langkah apa saja yang
harus dijalani agar kita bisa sukses?
3. Potensi diri, kelebihan dan
kekurangan.
4. Memahami bahwa sukses itu bisa
kita dapatkan.
Setelah WHY, hal ketiga yang saya
coba jabarkan adalah HOW. Ini tentang bagaimana, strategi, langkah-langkah,
tips & Trick, dan juga action.
Penjabarannya:
1. Bagaimana bermimpi besar.
2. Bagaimana membuat rencana
(action plan).
3. Bagaimana berani memulai.
4. Menjadi kreatif.
5. Membangun momentum berubah.
6. Kapan harus memulai?
Nah, ketiga hal itulah yang
akhirnya menjadi dasar outline bukunya "Man Jadda Wajada"
Buku lain yang ingin saya bedah
Daftar Isinya adalah buku "Ketika Sukses Berawal dari Pesantren".
Target buku ini adalah para santri, umur SMP dan SMA.
Karena itu, buku ini harus sederhana,
ringan, bisa dibaca oleh pembaca dalam rentang umur tersebut, dan tetap bobot
isinya tinggi.
Saya mulai dengan cara yang sama;
menguraikan WHAT, WHY, dan HOW.
1. Apa itu sukses.
2. Apakah bisa anak pesantren itu
sukses?
3. Kisah-kisah sukses alumni
pesantren.
4. Sukses itu apa menurut
pesantren?
5. Bagaimana caranya agar kita
sukses?
6. Apa yang harus kita lakukan
mulai dari sekarang?
Dari poin-poin itu dijabarkan
lebih detail lagi menjadi daftar isi yang cukup lengkap. Daftar isi ini lalu dituliskan
satu per satu, maka jadilah buku "Ketika Sukses Berawal dari
Pesantren".Buku ini alhamdulillah sekarang sudah terjual lebih dari 25.000
eksemplar di seluruh Indonesia.
CONTOH OUTLINE BUKU UKTUB
Satu lagi, buku saya yang saya
khususkan untuk panduan menulis buku, judulnya "UKTUB: Panduan Lengkap
Menulis Buku dalam 180 Hari".
Buku ini merupakan rangkuman best
practices Akbar Zainudin sebagai penulis sekaligus motivator andal yang ingin
ditularkan kepada Anda.
Rahasia Akbar Zainudin menjadi
penulis sukses terangkum lengkap dalam buku ini. Semua pertanyaan dan
keingintahuan tentang dunia penulisan, perbukuan, dan penerbitan dijawab secara
lengkap dan jelas di buku ini. Jika Anda serius mempraktikkan isi buku ini,
dijamin Anda akan menjadi penulis sukses hanya dalam 180 hari!
"Judul buku ini sangat tepat
karena semangat Iqra’! (Bacalah!) sebaiknya diikuti dengan Uktub! (Tulislah!).
Bacalah buku seniornya di Gontor ini, untuk belajar kiat-kiat menulis, dari
proses menangkap ide sampai menerbitkan buku yang bagus dan laris"
—Ahmad Fuadi, Penulis Novel Best
Seller Negeri 5 Menara
"Para penulis adalah
orang-orang terpilih yang memiliki visi jauh melampaui zamannya. Jika Anda
ingin menjadi orang seperti itu, bacalah buku ini!"
Ahmad Gaus, Dosen Bahasa dan
Budaya Swiss German University
Ollie, CMO & Co-Founder
NulisBuku.com
"Cukuplah bagi seseorang
membaca buku ini untuk mewujudkan keinginannya menjadi penulis buku atau
memiliki penerbit buku".
M. Abdul Ghoffar, Pemilik
Penerbit Al-Mahira
"Melalui bukunya ini, Akbar
Zainudin menunjuk-kan bukti betapa menulis adalah pekerjaan yang mudah dan
menyenangkan"
Nashrulloh ZM Zarkasyi, Guru
Bahasa Indonesia di Pondok Modern Gontor
buku UKTUB ini dibagi dalam
beberapa bagian besar:
1. Sikap Mental
2. Motif Menulis
3. Mencari Ide
4. Apa yang Ditulis
5. Bagaimana Menulis
6. Mengenal Pembaca
7. Mengenal Penerbit.
Dari poin-poin inilah kemudian dikembangkan
menjadi daftar isi.
Karena itulah, buku UKTUB ini
lengkap sekali. kita tinggal mengikuti satu demi satu langkah-langkah nya untuk
menjadi penulis buku.
Penulis buku ini menyarankan,
highly recommended Anda membeli, mempelajari dan mempraktikkan apa yang ada
dalam buku ini. Biar lebih serius dalam belajar menulisnya.
Langkah ketiga adalah J. Buatlah
jadwal penulisan.
Kalau daftar isi sudah dibuat,
misalnya ada 30 judul artikel atau plot cerita, mulailah membuat jadwal secara
riil. Katakan 1 tulisan jadwalnya seminggu selesai, buatlah jadwalnya dari 30
tulisan itu kapan mau selesai.
Dengan kita membuat jadwal, maka
akan memudahkan kita untuk mengontrol dan mengevaluasi dari hasil tulisan kita.
CARA MEMBUAT JADWAL.
1. Buatlah tabel dengan 4 kolom,
yang berisi No-Judul Artikel-Target Lama Menulis-Tanggal-Keterangan
2. Isi Nomer
3. Isi Judul Artikel
4. Perkirakan Berapa Lama (Berapa
Hari) Artikel akan Ditulis
5. Buat sesuai dengan tanggal
yang ada saat ini.
6. Isi Keterangan dengan apakah
sudah selesai ditulis atau belum.
Langkah keempat adalah T. Tuliskan.
Outline sudah ada, jadwal juga
sudah ada. Berikutnya adalah tuliskan sesuai outline dan jadwalnya.
Di sini, disiplin diri dan
komitmen yang akan menentukan apakah tulisan kita akan selesai atau tidak.
Tulis dan selesaikan semua judul
artikel terlebih dahulu. Jangan terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna.
Langkah kelima adalah R, REVISI.
Revisilah tulisan kalau semua
draft tulisan sudah selesai. Jangan terpaku hanya satu judul sampai sempurna.
Kalau kurang-kurang sedikit,
tidak apa-apa. Tahap pertama adalah menyelesaikan semua draft buku.
Tahap kedua, baru revisi. Apa
saja yang direvisi?
1. Data dan informasi yang
kurang.
2. Tata Bahasa
3. Gaya Tulisan. Disamakan dari
awal hingga akhir.
4. Judul-judul artikel. Buatlah
judul-judul yang menarik.
Langkah keenam adalah kirim ke penerbit.
Apa yang menadi pertimbangan penerbit?
Paling utama adalah bukunya laku
atau tidak. Ini menyangkut kebutuhan masyarakat pembaca.
1.Apakah pembaca butuh buku kita?
2.Siapa yang butuh? Berapa banyak
orang yang butuh?
3.Buku kita menjawab kebutuhan
apa?
Semakin besar kebutuhan
masyarakat akan buku kita, maka peluang diterbitkan semakin besar.
Karena itu, sebagai penulis kita
mesti memahami buku kita siapa yang akan beli, dan siapa yang kira-kira akan
baca.
Hal kedua adalah apa yang bisa membedakan buku kita dari buku sejenis.
1.Apa kelebihan kita dibandingkan
dengan buku sejenis?
2.Kita harus mampu menjawab
pertanyaan ini. Karena hal itu yang akan menjadi pertanyaan dan juga
pertimbangan penerbit.
Ketiga, pertanyaan penerbit adalah, apa yang akan Anda lakukan untuk
membantu pemasaran buku?
Harus punya jawabannya. Misalnya
iklan di Medsos, Seminar, Pelatihan, Diskusi Buku, Membangun Komunitas, Dan
Sebagainya.
Apakah perlu membayar kepada
penerbit?
Kita tidak perlu membayar ke
penerbit. Bahkan kita mendapatkan uang ROYALTI. Rata-rata royalti adalah 10%
dari buku yang terjual.
Bagaimana cara mengirim naskah?
1. Naskah harus sudah jadi.
2. Diprint, dikirim dengan hard
copy dan soft copy dalam bentuk CD atau Flash Disk
Berapa lama?
Kabar diterima atau tidak sekitar
3 bulan.
Sebelum ditutup diadaka ntanya
jawab, pertanyaan yang terangkum sebagai berikut:
1. Apakah
buku Man Jada Wa Jada ada pengalaman pribadi atau pengamatan? Berapa persen
pengalaman hidup menginspirasi sebuah buku. Terima kasih Ai S Dewi SMPN 1 Cibogo
JAWABAN
Buku saya adalah
buku motivasi. Sajian buku motivasi itu biasanya ada pemikiran atau teorinya,
terus ada cerita inspirasinya, dan ada kesimpulan atau kaitannya.
Nah, cerita
inspirasi itu banyak dari pengalaman pribadi dan juga dari pengalaman
teman-teman. Kalau ditanya berapa banyak, saya kira cukup banyak. Mungkin
sekitar 30-60 persen pengalaman pribadi itu menginspirasi tulisan kita.
Apalagi kalau
novel yang diangkat dari kisah nyata. Bisa jadi hingga 80% kisahnya berdasarkan
pengalaman pribadi.
Pengalaman akan
selalu memberi inspirasi dan pelajaran hidup yang luar biasa jika dituliskan.
2. 1.
Apakah jadwal penulisan itu harus ada target atau lepas?
2.Jika sudah
dijadwal dan ada target, ternyata endingnya melebihi target, bagaimana
menyikapinya? Bahrudin dari Rembang
JAWAB:
Jawab: Jadwal
itu tergantung Bapak, apakah bukunya mau cepat selesai atau tidak. Kalau mau
cepat selesai, jadwal harus ketat. Sesuaikan dengan kegiatan kita. Jangan
terlalu memaksakan.
Misalnya; kalau
1 buku ada 30 artikel, kira-kira setiap artikel bisa berapa hari selesai. Yang
moderat biasanya sekitar 7-10 hari untuk satu artikel.
Jangan terlalu
mepet waktunya, satu artikel dijadwalkan 1-3 hari. Nanti kita tidak menikmati
tulisan kita. Kecuali kita memang mau "ngebut".
Saya pernah juga
"ngebut" karena mau mengejar deadline pribadi.
Jadi, jadwal
tergantung Bapak Ibu. Apakah bukunya mau diselesaikan cepat atau terserah saja.
2. Kalau melebihi
target, ya tidak masalah. Kan target itu kita yang bikin. Yang penting adalah
membuat bukunya selesai. Kalau misalnya telat beberapa hari, mohon dimaafkan
diri sendiri Bapak.
Kecuali, Bapak
menulis untuk penerbit yang sudah ada perjanjiannya, maka harus benar-benar
sesuai target.
Kalau saya sih,
sekali jadwal dibuat, itu adalah komitmen yang harus saya ikuti. Kalau kita
tidak mendisiplinkan diri sendiri, kapan mau selesai bukunya?
3.Menentukan
tema kadang masih terlalu luas cakupannya, kadang kita tidak bisa fokus pada
satu permasalahan, bagaimana kita bisa memusatkan pikiran kita pada satu tema
saja? (NN)
JAWAB:
Mengapa kita
ragu memilih tema?
1. Takut tema
ini sudah ada yang menulis.
2. Takut nanti
di tengah jalan menemui "jalan buntu".
3. Takut tidak ada
referensinya.
4. Takut tidak
menarik.
Bapak ibu
sekalian. Pilihlah tema:
1. Yang kita
kuasai,
2. Yang kita
senangi.
Kalaupun tidak
kita kuasai sekarang, kalau kita senangi kita akan mau bekerja keras mencari
bahan-bahan yang bisa buat kita tulis. Apakah ke perpustakaan, mencari di
internet, bertanya dengan para ahli, dan sebagainya.
Tentukan saja
temanya, buat kerangkanya, dan mulailah menulis. Ketakutan-ketakutan itu
seringkali hanya ada pada pikiran kita.
Kalau sudah kita
mulai menulis, InsyaAllah ketakutan-ketakutan itu akan hilang.
Pasti ada jalan
keluar.
Jadi, tidak usah
bingung menentukan tema. Tentukan saja, lalu tuliskan.
4. Sebagai
penulis pemula bagaimana caranya menjaga konsistensi supaya tidak kehabisan
ide? (Hani-bali)
JAWAB:
Agar konsisten
dan tidak kehabisan ide.
1. Banyak baca
buku.
2. Latihan
menulis setiap hari. Jadwalkan setiap hari menulis 15 menit saja. Disiplin.
Nanti akan terlatih untuk bisa menuliskan berbagai ide secara baik.
3. Ikut seminar
dan pelatihan.
4. Upload
tulisan di blog dan medsos.
5. Punya mentor
menulis.
Demikian ibu
Hani, silakan dicoba dipraktikkan. Kalau sudah 21 hari berturut-turut bisa
praktik, nanti akan terasa hasilnya.
5 5. Apakah
ada manfaatnya bagi penulis pemula? Aning S dari Pati
JAWAB:
Saya harus
cerita, ada beberapa peserta mentoring saya dalam membuat buku, sebagian ada
yang di atas 50 tahun. Dan apa yang terjadi, ternyata mereka jauh lebih
bersemangat, dan setiap minggu setor tulisan lebih disiplin dibandingkan dengan
yang muda-muda.
Mengapa mesti
menulis?
1. Tidak ada
kegiatan yang langsung berkaitan dengan kemampuan mempertahankan otak kita
selain membaca dan menulis.
2. Menulis
adalah tentang kebahagiaan. Kalau kita tumpahkan semuanya dalam tulisan, indah
sekali hidup ini.
3. Menulis buku
itu warisan terbaik kita. Di situ kita bisa cerita apa saja. Harapan kita,
"unek-unek" perasaan kita. Bebas saja menulisnya.
4. Menulis
adalah tentang berbagi kebaikan. Jika kebaikan itu bisa dibagi, terus menerus
dibaca orang, kebaikan itu akan terus menjadi pahala, bahkan kalau nanti kita
sudah tiada.
5. Menulis itu
membuat kita lebih sehat. Kita setiap hari bangun dengan semangat baru, ada
target baru yang harus kita selesaikan. Apalagi yang menyenangkan hidup kita
selain bersemangat setiap hari?
Apakah tidak
terlambat? Ibu akan terlambat kalau tidak memulai. Kalau sekarang memulai, ibu
tidak pernah terlambat.
Percayalah,
Bapak Ibu pasti bisa. Asal mau. Asal tekun.
Demikian ibu.
Buku akan menjadi hadiah terbaik buat anak cucu kita.
6.Bagaimana
cara merangkum tulisan resume menjadi buku yang menarik? karena resume saya
sudah 20 lebih tapi masih ragu untuk memulainya? Aam nurhasanah, lebak banten
JAWAB:
Tentukan temanya,
setelah itu dibuat outlinenya.
Kalau sudah
dibuat outline, baru dilihat hasil resumenya, apakah ada yang masuk ke dalam
outline buku atau tidak. Kalau ada yang masuk, tinggal dimasukkan ke dalam
outline dengan berbagai penyesuaian.
Kalau tidak masuk,
jangan dipaksakan. Nanti buat buku yang lain.
Ini berlaku juga
bagi kita yang sudah punya banyak artikel. Mulainya bukan dari artikel-artikel
itu, tetapi dari outline yang kita buat.
Kalau sudah ada
outline, baru kita lihat apakah artikel-artikel itu ada yang bisa dimasukkan ke
dalam outline. Kalau ada, kita revisi dan sesuaikan. Kalau tidak ada, kita
jadikan cadangan untuk buku yang lain. Untuk resume, silakan diteruskan.
Untuk mulai
menulis buku, mulailah dari menentukan tema dan membuat outline. Hayu, segera
dituliskan.
7. Kemungkinan
apa yang membuat tulisan kita melenceng dari outline yang kita buat? Siti
Nurbaya AZ, SMAN Karimun, Kepri .
JAWAB:
Kalau outline
sudah kita buat, apakah boleh berubah? Boleh. Sepanjang tidak melenceng dari
tema.
Biasanya dalam
proses penulisan, memang ada penambahan atau pengurangan dari outline yang
sudah ada. Tidak masalah, outline tidak kaku, fleksibel. Bisa ditambah atau
dikurangi.
Yang paling
penting adalah tidak melenceng dari tema.
Biasanya ada
penambahan karena pada saat menulis kita punya ide-ide baru yang belum terpikir
sebelumnya.
8.Apakah
selama menjadi penulis pemula pernah naskah Bapak ditolak penerbit ? Apakah
dalam membuat tulisan itu wajar mengutip buku orang terus kita tulis di daftar
pustakanya seperti buat skripsi gitu ? sri
dari gel.12
JAWAB:
Apakah pernah
naskah buku saya ditolak? Pernah.
Tidak apa-apa
kalau naskahnya ditolak. Jangan sakit hati. Biasa saja. Jadikan evaluasi.
Revisi,
evaluasi, lalu kirim lagi. Bisa ke penerbit awal atau ke penerbit lain.
Tugas kita itu
menulis. Kalau naskah sudah jadi dan dikirim ke penerbit, biarkan saja naskah
itu. Kita menulis lagi naskah buku berikutnya.
Kalau nanti
jawaban dari penerbit adalah diterima, alhamdulillah. Kalau ditolak, kita
perbaiki, dan kirim lagi.
Dan, kita juga
punya naskah buku yang lain. Begitu seterusnya sehingga menulis itu akan terus
menjadi kegiatan kita.
Untuk masalah
kutipan, tidak masalah mengutip dari orang lain. Pengutipannya boleh seperti
yang ada di skripsi.
Namun demikian,
kutipan dari orang lain itu jangan banyak-banyak. Kira-kira 10% saja, paling
kan hanya kutipan definisi. Selebihnya hasil pemikiran sendiri.
Kalau kutipan
kita di atas 50%, lalu mana hasil pendapat kita?
9. Bagaimanakah
cara menemukan genre tulisan kita? Apakah cukup mengembangkan satu topik
tulisan atau boleh nulis apa saja ?gimana sebaiknya?( Hani Bali)
JAWAB:
Ibu bisa menulis
berbagai genre untuk pertama kali. Nanti setelah beberapa tulisan, akan ada
pilihan dan ketertarikan kita, tulisan dengan genre apa yang paling nyaman
untuk kita tulis.
Menulis itu
tentang kenyamanan dan kenikmatan. Menulis itu mesti kita nikmati agar bisa
membahagiakan.
Kalau sudah
ketemu di mana kita nyaman menulisnya, di situlah kita terus mengolah bidang
yang kita senangi sehingga akan kita kuasai.
Ada beberapa
orang yang memang menulis apa saja. Tetapi bagi saya, penting untuk menentukan
"branding" diri kita di tema apa. Karena hal itu juga menentukan
kompetensi kita.
Kompetensi
seseorang akan diakui sesuai keahlian dan bidang yang digeluti. Semakin
mendalam seseorang menekuni satu bidang tertentu, akan semakin kompeten.
Begitu juga
dengan tema kita dalam menulis. Pertama kali, boleh di tema dan genre apa saja.
Setelah itu tentukan.
Kan lucu juga
kalau JK Rowling menulis buku motivasi.
1 10. Apakah
ada batasan ide tertentu seorang penulis untuk menuangkannya ke dalam buku? Oktavianus
, Siswa Kelas 10 SMAN 1 Sampit
JAWAB:
Menulislah
sebebasmu. Jangan dibatasi. Apa saja.
Apalagi anak
muda sekarang. Menulis dengan kreativitas sendiri yang berbeda dengan para
pendahulu.
Tidak perlu
dibatasi apa-apa. Menulislah sesukamu dengan penuh kegembiraan.
Yang tidak
boleh:
1. Menghina
orang lain.
2. SARA
3. Melanggar
Aturan dan Undang-Undang.
1 11. Saya
sering kehilangan mood untuk menulis? Apa Bapak pernah mengalaminya dan
bagaimana mengatasinya? (HAMDANI - KEPRI)
JAWAB:
Bapak tidak
sendiri. Banyak orang melakukan hal yang sama.
Yang penting
sekarang Bapak mulai bisa mengatur ulang, membuat langkah baru, strategi baru,
semangat baru, dan komitmen baru.
Mood itu Bapak
Ibu yang atur kok. Bapak bisa buat jadwal menulis setiap hari, 15 menit saja.
Bisa pagi, siang, sore atau malam. Lakukan dengan penuh disiplin.
Kalau kebiasaan
baru ini sudah ada, saya yakin akan membantu kita untuk hidup lebih teratur.
Kalau sudah teratur, tulisan itu pasti akan jadi. Sedikit demi sedikit,
lama-lama akan menjadi banyak.
Mudah-mudahan
kita bisa membangun komitmen baru setelah ini. Komitmen itulah yang akan
mengelola mood tetap positif.
1 12. Trik
menulis opini dalam surat kabar itu seperti apa ya pak?supaya argumen atau
opini kita tepat sasaran dan diterima? Dwi Mulyanti dari SMKN 1 Kademangan Kab.
Blitar Jawa Timur
JAWAB:
Untuk menulis di
surat kabar, faktor utama adalah kekinian. Opini mesti menyangkut hal-hal yang
sedang menjadi bahan pembicaraan.
Selain itu,
pemikiran dan tanggapan kita sebagai penulis juga harus menonjol.
Kan kalau opini
itu kita memunculkan masalah. Kita analisis, dan kita berikan solusi atas
permasalahan tersebut.
Mesti ada
pemikiran yang jelas dari kita apa untuk menjawab permasalahan yang ada. Kalau
tidak ada usulan kita dalam menanggapi masalah tersebut, bukan opini jadinya.
1 33. Terkait
dengan petunjuk BAPAK di awal bahwasanya Menulis sebaiknya hanya 1 TEMA Terkait dengan BRANDING. Kebetulan saya suka
menulis Lagu anak 2 khusus nya dan ada juga Lagu Penyuluhan ttg Program KB Keluarga Berencana.Tapi saya fokus ke Lagu PAUD.
Untuk mencoba BRANDING.
Berarti saya harus lebih banyak menulis tentang 5 W Lagu PAUD? Ni Ketut
Suastiwi Guru TK Negeri Desa'Tusan Kecamatan Banjarangkan Klungkung Bali
JAWAB:
Ibu berarti
menulisnya tentang anak-anak. Lagu-lagu, pendidikan anak, parenting, pokoknya
tentang anak-anak.
Tema tentang
anak kan luas sekali. Jadi, branding ibu adalah pakar pendidikan anak.
Sudah, ibu boleh
fokus saja di sana. Biar orang-orang juga mengenal ibu sebagai pemerhati dan
pelaku pendidikan anak.
1 14. Kiat2
(motivasi) apa saja yg bisa menumbuhkan semangat kita untuk tetap menulis,
mengingat umur kita yang sudah tidak muda lagi? Sunaryo, dri Berau,
JAWAB:
Agar terus punya
motivasi kuat:
1. Bergabung
dengan teman-teman penulis.
2. Ikut seminar
dan pelatihan.
3. Baca
buku-buku tentang menulis.
4. Upload hasil
tulisan di Medsos dan Blog.
5. Kalau ada
lomba, ikuti.
6. Punya target
menerbitkan buku.
7. Buat Jadwal
menulis setiap hari.
8. Punya mentor
menulis.
1 15. Bgaimana
kiat dan trik bagi kita sebagai penulis pemula supaya tulisan yang tulis nanti
bisa menjadi menarik dan enak dibaca bagi orang yang membaca ? Ika Elis Lumajang
JAWAB:
Pertama,
berhenti terus mengucapkan bahwa kita adalah penulis pemula. Kan sebenarnya
tidak pemula juga. Kita sudah melewati banyak tugas menulis saat kuliah, saat
mengajar.
Kedua, yakin
bahwa kita bisa. Keyakinan ini memegang peranan sangat penting saat kita
menulis.
Ketiga,
hilangkan semua ketakutan dan kekhawatiran. Takut buku ditolak, takut buku
tidak dibaca orang, takut dicemooh, takut ditertawakan, dan sebagainya.
Hilangkan semua
ketakutan dan kekhawatiran. Mulai saja.
Keempat, sebagai
sebuah keterampilan, tulisan kita akan semakin berkualitas jika kita disiplin
berlatih. Disiplin itu ibunya kualitas.
Kalau ingin
menjadi penulis, tetapi tidak mau berdisiplin, keinginan itu tidak akan pernah
terwujud.
Menulis itu lebih
banyak mengenai SIKAP MENTAL dibandingkan dengan KETERAMPILAN. Bukan pinternya,
tetapi mau atau tidak.
Menulis itu
lebih banyak tentang KEMAUAN, TEKAD, DISIPLIN, PANTANG MENYERAH, dan TERUS
BELAJAR. Tanpa itu semua, kita tidak akan pernah bisa menjadi penulis.
1 16. Bagaimana
Bapak memanagement waktu untuk menulis agar bisa memenuhi schedule , mengingat
kesibukan Bp sbg trainer juga. Terimakasih (Suprapti - SMP N 1 Ciater)
JAWAB:
Kapan saya
menulis? Biasanya saya menulis sekitar 1-2 jam setiap hari. Sebelum subuh dan
sesudah subuh.
Sekitar jam
06.00 pagi saya sudah selesai menulis dan siap menjalankan aktivitas di kantor.
Jadi, menulis itu tidak mengganggu aktivitas kantor.
Kuncinya, SETIAP
HARI. Kalau tidak setiap hari, tidak bisa.
Bapak ibu bisa
mulai dengan 15 menit SETIAP HARI. Bisa sebelum atau setelah subuh, atau
sebelum tidur.
Mungkin bisa
dikurangi yang masih suka nonton DRAKOR ,
atau menghabiskan waktu berjam-jam memelototi WA dan Tiktok. Kurangi saja 15
menit, hidup kita akan menjadi lebih produktif.
Lengkap resumenya ... tetap semangat
ReplyDeleteMantapzzz... Lengkap Bu....
ReplyDeleteSemangat menulis setiap hari bu
ReplyDeleteMantap
ReplyDeletehttps://suryanmasrin86.blogspot.com/2020/07/rumus-menulis-buku-ala-melenial.html
Semangat utk berkarya
ReplyDeleteMantul resumenya
Luar biasa, lengkap.
ReplyDeletemantap dan lengkap resumenya bu hj
ReplyDelete